Impianku terjerat dan tergantung di tiang depan rumah tua itu. Tak ada siapa-siapa disana, suaraku serak tercekat tali. Tolong.......!!!!! Tolong.......!!!! kenapa tak ada yang mendengar dan berlari. Badanku mulai lemas, tak ada udara yang sedikitpun yang menyusup ke kerongkongan. Tanganku terluntai, dan kakiku menjejal. Aku mati....ya, aku akan mati.
Tiba - tiba otakku sedikit bisa berpikir, bukankah sekarang belum saatnya untuk pergi dari raga ini, aku belum punya bentuk lain untuk reinkarnasi. Aku masih butuh dia, raga ini...yang sekian tahun sudah menemaniku melangkah, mengukir awan dan bumi dengan jemariku, walaupun tak seindah yang terbayangkan. Tidak...tidakkkkk, aku tak boleh mati, aku akan tetap hidup sampai saatnya aku harus berhenti menghitung awan yang bergelantungan. Aku harus bertahan, aku harus bisa melepas tali ini. Aku harus bebas, aku harus merdeka dan mungkin juga untuk memerdekakan...