Terdiri dari dua spesies, yaitu Pongo pygmaeus, yang hidup di Kalimantan dan Pongo abelii, yang berada di kawasan Sumatra utara. Nasib orang utan terus terancam dengan menghilangnya hutan yang menjadi habitat mereka. Suzanne Plunkett/AFP/Getty

Walau terpencil dan tidak bersahabat, wilayah kutub sejak lama menarik perhatian para ilmuwan.
Jauh dibawah permukaannya yang beku, kutub menyimpan rahasia kuno bumi, ketika es menutupi sebagian besar permukaan bumi.
Tetapi bersamaan dengan besarnya keinginan para ilmuwan untuk mempelajari daerah ini, makin meningkat pula kekuatiran bahwa es di kedua kutub bumi mencair dengan tingkat yang sangat cepat.
Ini jelas terlihat di laut Artik, lautan yang sangat dingin, yang mengitari Kutub Utara, yang menimpa es abadi.
Seperti diketahui, di Kutub Utara dan Selatan terdapat dua jenis, yaitu es musiman, yang terbentuk saat musim dingin tiba, dan es abadi, yang tebal dan tidak mencair sepanjang tahun.
Namun penelitian selama 10 tahun terakhir menunjukkan penurunan dramatis dalam es abadi.
Dr. Son Nghiem adalah ilmuwan di badan antariksa NASA, yang menggunakan pantauan citra satelit untuk menentukan seberapa banyak es abadi yang cair.
"Yang kami amati adalah penurunan drastis es abadi dan luas penurunan bisa dikatakan sangat luas. Pada tahun 2005 terjadi pengurangan hingga 14 persen atau wilayah seluas Texas maupun Turki," tuturnya.

Pola lama menghilang
Diperkirakan es di kutub mencair dlam waktu 40 tahun
Sementara itu laju mencairnya es musiman di kawasan Artik juga semakin meningkat saja dalam satu dasa warsa terakhir ini.
Biasanya setiap musim gugur, dengan arus dingin yang bergerak, maka daerah yang mencair biasanya beku kembali. Tetapi pola seperti itu ternyata tidak terjadi lagi terjadi.
Es musiman yang hilang di musim panas semakin sedikit yang bisa membeku kembali di musim dingin berikutnya.
Dr. Mark Serreze, seorang ilmuwan khusus yang mengawasi es lautan di Universitas Colorado, mengatakan asumsinya adalah es Artik akan kembali muncul di musim dingin.
"Tetapi yang kita lihat sekarang adalah musim dingin tidak mampu mengembalikan es yang sebelumnya hilang. Kami melihat sendiri kejadian itu pada tahun 2006," tambahnya.
Pada Bulan November, menurut Dr. Mark Serreze, kawasan Artik kehilangan 2 juta km2 persegi esnya dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
"Ini menjelaskan kepada kita bahwa sistem yang selama ini ada ternyata tidak lagi mampu menyembuhkan diri," tuturnya.

Mengancam kehidupan
Para ilmuwan mengatakan peningkatan suhu yang disebabkan oleh peningkatan C02, karbon dioksida, di atmosfir bumi yang menjadi penyebabnya.
Bagaimanapun ada juga faktor-faktor alam, seperti kencangnya angin yang membawa es Laut Artik ke lautan yang temperaturnya lebih hangat.
Mencairnya lautan es ini merupakan persoalan hidup mati bagi kehidupan binatang laut di Kutub Utara.
Beruang Kutub, misalnya, seperti menyaksikan dengan mata kepala sendiri habitatnya dimusnahkan.
Situasi begitu mengkhawatirkan sehingga pemerintah Amerika Serikat akhirnya mau juga mengakui bahwa pemanasan global yang menjadi penyebab semakin banyaknya es yang mencair di kutub.
Dan ancamannya bukan terhadap ekosistem semata, tetapi juga pada penduduk asli yang hidup di pinggiran Laut Artik.
Apa yang terjadi belakangan merupakan ancaman bagi cara hidup masyarakat yang telah bertahan ribuan tahun.
Edward Itta, Walikota sebuah kota kecil di Alaska Utara, menjelaskan ancaman al bagi kehidupan mereka.
"Musim dingin menjadi lebih pendek, kurang menggigit, dan salju cair lebih awal, sementara lapisan es lebih tipis. Semua ini menyulitkan perburuan ikan paus, yang menjadi cara hidup kami selama seribu tahun lebih."
Edward Itta yang juga merupakan pemburu ikan paus menegaskan bahwa bahwa berburu ikan paus merupakan inti kebudayaan mereka.

Kepentingan ekonomi
Ada juga yang melihatnya sebagai kesempatan
Salah satu yang dituding mendorong pemanasan global adalah ketergantungan umat manusia terhadap minyak.
Namun di sisi lain banyak yang melihat melelehnya es di kawasan kutub sebagai kesempatan bagus untuk melakukan eksplorasi minyak.
Soalnya, diperkirakan sekitar sisa 25% cadangan minyak dunia diperkirakan ada di dasar Laut Artik.
Dan perusahaan-perusahaan minyak sudah tak sabar untuk melakukan eksplorasi.
Selain itu melelehnya gunng-gunung es juga dianggap membuka jalur perkapalan baru, yang diyakini akan memperbaiki perekonomian kawasan.
Dr. David Vaughan dari Badan Penelitian Antartika Inggris mengakui godaan keuntungan ekonomi terlalu kuat untuk diabaikan.
"Salah satu yang sangat menggoda adalah jalur pelayaran laut Utara karena akan langsung membawa kapal dari Eropa ke Jepang. Kalau itu terjadi maka akan menghemat uang dan waktu," katanya.
Selama ini kapal-kapal dari Eropa yang menuju sebagian kawasan Asia harus memutar lewat Terusan Suez.
"Jadi memang ada keuntungan, tetapi juga konsekuensi negatif jelas tidak kalah besarnya dari pemanasan global ini."
40 tahun lagi?
Memang persoalan Artik pada akhirnya bukan persoalan keilmuan saja, melainkan juga persoalan kepentingan ekonomi dan teritorial dari beberapa negara seperti Kanada, Rusia, Amerika Serikat, dan Norwegia.
Bagaimanapun dari bukti ilmiah, jelas bahwa Kutub Utara dan Seladan berada dibawah ancaman perubahan iklim yang hebat.
Dan kedua daerah ini sangat vital dalam menjaga agar planet tetap dingin karena es di kutub menjadi perisai bumi dalam menangkis 90% sinar matahari yang menimpa bumi, dan mengembalikannya ke angkasa luar.
Tetapi kalau es di kutub mencair maka 90% panas sinar matahari akan diserap lautan dan semakin meningkatkan pemanasan global.
Dengan tidak menghentikan tingkat emisi C02 saat ini, diperkirakan es abadi di kutub akan musnah dalam waktu tidak lama lagi.
Jika mengikuti model yang sudah dirancang para ilmuwan, maka es abadi akan meleleh sepenuhnya dalam waktu 40 tahun.
Apakah manusia harus menunggu 40 tahun lagi sebelum menyadari dampaknya bagi kehidupan di bumi?

Para politisi dan ilmuwan dunia di Washington, telah mencapai kesepakatan baru dalam mengatasi perubahan iklim
Delegasi dari sejumlah negara berharap negara-negara berkembang akan mencapai target dalam mengurangi gas efek rumah kaca, sama seperti negara-negara maju.

Pertemuan ini juga sepakat bahwa pasar global dunia harus ditentukan batas emisinya maupun melakukan barter untuk menyeimbangkan buangan emisi dunia.Para wartawan mengatakan walau pertemuan Washington bukan pertemuan resmi dan deklarasinya tidak mengikat, tetap saja dilihat amat penting untuk mengganti Traktat Kyoto.
Pernyataan akhir dari forum ini adalah perubahan iklim yang disebabkan oleh manusia sudah 'tidak diragukan lagi.

'"Perubahan iklim merupakan masalah global dan adalah kewajiban kita semua untuk bertindak, sesuai dengan kemampuan dan tanggung-jawab sejarah masing-masing," seperti tulis dalam deklarasi Organisasi Penyusun Undang-undang Global untuk Keseimbangan Lingkungan.
Meningkatkan semangat
Pertemuan selama 2 hari di Washington ini diikuti oleh negara G8 dan beberapa kekuatan ekonomi baru, seperti Brasil, Cina, India, Meksiko, dan Afrika Selatan.
Wartawan urusan Lingkungan BBC, Roger Harrabin, yang meliput pertemuan mengatakan deklarasi ini memang tidak punya kekuatan mengikat, namun meningkatkan semangat dalam memerangi pemanasan global.
Para delegasi sepakat bahwa negara-negara berkembang juga harus memenuhi target buangan emisi sama dengan negara-negara maju lainnya.
Mereka mengatakan ingin menggantikan Traktat Kyoto yang akan habis masa berlakunya pada tahun 2012.
Senator Amerika Serikat, Joe Lieberman, mengatakan Kongres Amerika akan menyusun Undang-undang untuk memotong buangan emisi pada akhir tahun ini.
Dan salah seorang politisi yang ingin mencalonkan diri dalam pemilihan presiden Amerika, John McCain, mendukung prakarsa baru ini.
"Saya yakin bahwa kita telah mencapai titik puncak dan Kongres Amerika Serikat akan bertindak" katanya saat menyampaikan pidato di depan forum ini.

Faktor ekonomi
Bagaimanapun Dr. John Holdren, Ketua Assosiasi Kemajuan Ilmun Pengetahuan Amerika, mengkuatirkan posisi Presiden George Bush yang ingin agar perekonomian Amerika tidak akan menderita jika buangan emisi ditetapkan.
"Namun dampak ekonomi jika tidak menangani perubahan iklim sebenarnya lebih besar dari biaya untuk menanganinya," tambahnya.
Sementara itu parlemen Kanada sudah mendesak pemerintahnya untuk memenuhi pengurangan emisi sesuai dengan Traktat Kyoto.
Partai Konservatif yang memerintah di Kanada mengatakan target yang ditetapkan tahun 1990, yaitu pengurangan 6% pada masa 2008-2012, tidak mungkin dicapai.
Tapi pemungutan suara di Parlemen Kanada memutuskan pemerintah mendapat waktu 60 hari untuk mencari formulasi baru dalam mencapai sasaran itu.


Diperkirakan sebanyak 300.000 jenis satwa liar atau sekitar 17% satwa di dunia terdapat di Indonesia, walaupun luas Indonesia hanya 1,3% dari luas daratan dunia. Indonesia nomer satu dalam hal kekayaan mamalia (515 jenis) dan menjadi habitat dari sekitar 1539 jenis burung. Sebanyak 45% ikan di dunia, hidup di Indonesia.


Meskipun kaya, namun Indonesia dikenal juga sebagai negara yang memiliki daftar panjang tentang satwa liar yang terancam punah. Saat ini jumlah jenis satwa liar Indonesia yang terancam punah adalah 147 jenis mamalia, 114 jenis burung, 28 jenis reptil, 91 jenis ikan dan 28 jenis invertebrata (IUCN, 2003). Satwa-satwa tersebut benar-benar akan punah dari alam jika tidak ada tindakan untuk menyelamatkanya.



Perdagangan satwa liar menjadi ancaman serius bagi kelestarian satwa liar Indonesia. Lebih dari 95% satwa yang dijual di pasar adalah hasil tangkapan dari alam, bukan hasil penangkaran. Lebih dari 20% satwa yang dijual di pasar mati akibat pengangkutan yang tidak layak. Berbagai jenis satwa dilindungi dan terancam punah masih diperdagangkan secara bebas di Indonesia. Semakin langka satwa tersebut semakin mahal pula harganya.



Beberapa fakta lain:
  • Sebanyak 40% satwa liar yang diperdagangkan mati akibat proses penangkapan yang menyakitkan, pengangkutan yang tidak memadai, kandang sempit dan makanan yang kurang. Perdagangan satwa liar itu adalah kejam!
  • 60% mamalia yang diperdagangkan di pasar burung adalah jenis yang langka dan dilindungi undang-undang. Perdagangan satwa liar itu adalah tindakan kejahatan!
  • 70% primata dan kakatua yang dipelihara masyarakat menderita penyakit dan penyimpangan perilaku. Banyak dari penyakir yang diderita satwa itu bisa menular ke manusia.
  • Lebih dari 100.000 burung paruh bengkok setiap tahunnya ditangkap dari alam Papua dan Maluku. Penangkapan ini juga melibatkan oknum militer. Sebagian besar burung tersebut adalah ditangkap secara ilegal dari alam.
  • Burung paruh bengkok (nuri dan kakatua) ditangkap dari alam dengan cara-cara yang menyiksa dan menyakitkan satwa. Bulunya dicabuti agar tidak bisa terbang.
  • Setiap tahunnya ada sekitar 1000 ekor orangutan Kalimantan yang diselundupkan ke Jawa dan juga luar negeri. Sebagian besar orangutan yang diperdagangkan adalah masih bayi. Untuk menangkap seekora bayi orangutan, pemburu harus membunuh induk orangutan itu yang akan mempertahankan anaknya sampai mati.
  • Sekitar 3000 owa dan siamang setiap tahunnya diburu untuk diperdagangkan di dalam negeri dan diselundupkan ke luar negeri.

    PERDAGANGAN SATWA DILINDUNGI ITU ADALAH


KEJAM (Cruel)

KEJAHATAN (Crime)


NO KONSERVASI (No Conservation)


Inilah kebenaran kisahku yang meggelantung di antara langit dan bumi, ketika hasrat menjerit di kesunyian malam berlapis-lapis kegelapan.
Jiwaku yang menggelepar-gelepar di permukaan duri-duri derita, pada akhirnya harus menuai luka penyesalan bersama kulit kisut yang terkelupas akibat bara api kebencian yang di semburkan oleh peri-peri kesiangan
Dalam duka yang melara mencari buih harapan di muka lautan, aku laksana burung yang tak bersayap dan perahu yang tak berlayar.
Suara-suara di sekelilingku seolah-olah mengingatkanku pada kebengisan tentara Mongol ketika menyebu kota Baghdad dan menghancur-leburkannya. Aku ingin berteriak, namun mulutku serasa terkunci. Aku ingin meronta-ronta, namun kekuatanku serasa diserapaliran listrik dan tubuhku serasa di himpit batu bata api dari neraka

Inilah kebenaran kisahku yang mengambang lesu dan bersembunyi di balik arak-arakan mendung penderitaan menuju ke arah kematian hitam, ketika hasrat di sanubari meneriakan kata “Pahamilah Aku” bersama roda kejenuhan yang menggelinding ke dalam jurang kebengisan
Impian-impianku yang beterbangan mencari suasana yang bersih dari hantu-hantu durjana yang berdansa ria di kuil suciku, tertahan oleh pagar-pagar besi kekolotan budaya dan adat istiadat yang di sepuh dengan perak penindasan.

Inilah kebenaran kisahkuyang terombang-ambing oleh gulungan ombak keraguandan terdampar di pantai keresahan, ketika matahari harapanku sirna ditelan alam kebisuan dan rahasia harta karunku dicambuk oleh cemetipengkhianatan hingga hancur tercecer di teling-telinga para pendosa
Terkapar sudah semangat juangku tuk mempersatukan perbedaan pendapat antara sang pencuri karena terpaksa dan sang polisi karena melaksanakan tugasnya – di kedalaman kemelut saling tuding yang di bingkai dengan sangkar kesalahpahaman
Ratapan hatiku selalu mengusik jiwaku yang meleleh bagai cairan lilin yang dijilat-jilat api dan memaparkan perihal kemalangan hsratku kepada anginperdamaian, awan-awan kesejahteraan, bulan kebenaran, bulan kebenaran, bintang-bintang keadilan dan pelangi-pelangi kebahagiaan, sehingga rona kepedihanku yang diterangi cahaya kegelisahan menjelma bagai kilau permata yang tertimbun butiran oasir yang menggunduk di tengah hamparan kebisuan gurun

Inlah kebenaran kisahku yang tak perlu diragukan, karena aku berkata dan melihat dengan perasaan, juga mendengarkan suara-suara dengan perasaan, sebuah perasaan yang terhimpit oleh beratnya batu penindasan, sehingga hasratku tak sanggup bergeming. Dan, ia hanya bisa mengembun bersama nyanyian-nyanyian orang-orang dungu yang tercecer berserakan.
Hasrat adalah keinginan. Tapi sayang, hasratku telah mengembuan. Hasratku hanya bisa mengembun. Berarti keinginanku hanya mimpi. Berarti juga aku telah mati.