Impianku terjerat dan tergantung di tiang depan rumah tua itu. Tak ada siapa-siapa disana, suaraku serak tercekat tali. Tolong.......!!!!! Tolong.......!!!! kenapa tak ada yang mendengar dan berlari. Badanku mulai lemas, tak ada udara yang sedikitpun yang menyusup ke kerongkongan. Tanganku terluntai, dan kakiku menjejal. Aku mati....ya, aku akan mati.

Tiba - tiba otakku sedikit bisa berpikir, bukankah sekarang belum saatnya untuk pergi dari raga ini, aku belum punya bentuk lain untuk reinkarnasi. Aku masih butuh dia, raga ini...yang sekian tahun sudah menemaniku melangkah, mengukir awan dan bumi dengan jemariku, walaupun tak seindah yang terbayangkan. Tidak...tidakkkkk, aku tak boleh mati, aku akan tetap hidup sampai saatnya aku harus berhenti menghitung awan yang bergelantungan. Aku harus bertahan, aku harus bisa melepas tali ini.  Aku harus bebas, aku harus merdeka dan mungkin juga untuk memerdekakan...

Hari ini aku sudah memeluknya, bercanda dan tertawa lepas. Cinta itu ada, di dalam sini. Bernaung di bawah rasa, rasa yang bisa merasuk dan menyusup di semua rongga dan sendi. Sedemikian dahsyatkah itu ? Yah, semua bisa terisi penuh ataupun kosong tanpa sudut. Aku ingin dia tetap ada disini, menghangatkan dan menyejukan tanpa harus basah dan terbakar. 50 : 50 , dia bisa membaginya dengan sempurna. Tanpa ada yang tersisa dan terbuang, semua kau hias dengan lenteramu. Lentera yang tak bisa padam dan terbakar, bahan bakarnya pun bukan terbuat dari minyak tanah ataupun minyak dari dalam bumi. Bahan bakar itu terbuat dari sini. Di bawah dan di dalam jiwa, takkan pernah habis untuk kau sulut.

Hey...kau yang selalu memberiku sebuah permata tanpa harus terasah untuk berkilau. Kau tentu sudah tau bagaimana aku menjaganya, menjaga tanpa harus terkekang dan terjerat. Entahlah, aku sudah sandarkan semua kepercayaanku itu. Jangan kau bergerak..jangan kau bergoyang untuk merebahkan semua kepercayaan itu, dia hanya butuh senyumanmu untuk terus tumbuh. Aku dan kau....menjadi satu tanpa harus ada perligaan untuk menempuh itu semua. Bersatu..tanpa harus disatukan, biarkan semuanya mengalir seperti adanya. Toh, nanti kita akan bertemu di satu muara, sebuah perjanjian...

Hobi...

Jam 24.00 WIB...hmmmm mumpung malem minggu, saya pengen menyalurkan hobi di malam hari. wakksss apa tuh maksudnya..??@$%!#$!. Awas jangan terlalu jorok pikirannya, nanti susah nyucinya walopun pake yang katanya detergen dengan 10 tangan atau pemutih pakaian. halah...maksudnya hobi saya yang satu itu, puter-puter purwokerto kalo jalanan udah lengang dan sunyi. Kadang-kadang takut juga seh, takut di godain sama bencong..!!!! kalo di isep gimana...???^%$@#!@#, ups...jangan baca kalimat yang terakhir itu karena sebenarnya saya juga ga sudi untuk menulisnya. Walopun takut tapi gimana lagi, abis udah jadi hobi yang ga bisa di hilangkan Nikmat banget rasanya mencumbui bau malam sambil melihat kehidupan yang masih saja berputar. jangan pernah menyalahkan waktu yang masih saja berputar, tapi salahkan saja jam dinding yang masih dibiarkan berdetak.


Please, jangan sebut saya kupu-kupu malam, juga karena saya laki-laki dan suka ngeluyur kalo udah larut malam. Sebutlah saya Belalang Malam. Bukan..?ga ada maksud seperti itu. Ngeluyur malam-malam sambil ngelirik kanan dan kiri siapa tau ada yang bisa di ambil. Maling..!!! bukan itu, dijamin saya adalah orang yang berbudi luhur dan sopan santun. Mata Kuliah Kewarganegaan saja waktu kuliah dapet nilai "C". Membuat teman-teman saya langsung komentar "kamu ga beli bukunya yah...?. Saya memang sudah beli buku kewarganegaraannya tapi kok tetep aja dapet nilai C yah..?? sudah..sudah lupakan saja yang sudah berlalu yang terpenting adalah saya masih mengakui Pancasia sebagai Dasar Negara.


Ada satu lagi hobi saya di malam hari, kadang-kadang pergi ke stasiun dan duduk disana. Apakah saya mau pergi ke Jogja...Jakarta...ataupun Surabaya..?? salah, semua jawaban itu tak ada yang benar. Saya hanya ingin mendengar suara kereta yang lewat .. "Swing....."...dan hilang di telan sunyinya sayap malam.

Sesal


Ya...aku tau dan sudah terlalu tau mungkin tentang ini, tapi tetap saja aku selalu mempertanyakan...kenapa penyesalan itu hanya ada di belakang?...kata-kata itu yang sedang ada di hati dan pikiranku. Terlalu bodoh kah aku ? sampai harus ada penyesalan seperti ini. bukan..? ini bukan tentang cinta, ini tentang hidup...beginilah hidup. Aku coba untuk mempersepsikan hidup bukan hanya ada dua pilihan..kanan dan kiri, lurus atau belok..yah, aku sudah berjuang keras untuk merubah itu semua namun tetap yang ada di hadapan hanya ya atau tidak. Satu keputusan yang waktu itu aku pikir adalah jalan yang terbaik untuk menutup lembaran lama dan membuka lembaran baru untuk meraih sebuah cita-cita dan tujuan. Tidak sepenuhnya salah memang tapi 90% untuk saat ini aku rasa salah, entah besok dan besok...apakah ada kebenaran dan perubahan seperti yang aku harapkan. Waktu aku ambil keputusan itu, semua aku lakukan dengan sebuah komitmen. Komitmen yang membuat aku serasa bangkit kembali, komitmen yang membuat aku begitu merasa yakin untuk bisa meraihnya...sekarang, banyak sebab yang membuat komitmen itu serasa terbakar dan lebur menjadi abu. Komitmen itu harus aku kebiri, untuk sebuah cita-cita dan tujuan. Meski komitmen itu lebur, tidak dengan semangatku...aku akan tetap ada dengan semangat, hanya persentasenya yang berbeda.


Aku...tak akan pernah menyerah tapi aku hanya manusia biasa yang butuh semangat untuk hidup.

Ibu, sekali saja aku ingin mendengar satu kalimat yang terlontar dari mulutmu..."Aku Lelah..."

“Lebih baik kita capek karena bekerja daripada kita capek karena mencari kerja”


Ada seorang teman saya bilang begitu ketika kita sedang sharing mengenai pekerjaan. Kata-kata yang simple tapi mempunyai makna yang luar biasa. Sebuah ungkapan mengenai semangat, kegigihan dan keseriusan dalam bekerja, pemompa kita ketika terpuruk dalam pekerjaan sekaligus sebagai rasa syukur atas nikmat Tuhan bahwa kita masih di beri kesempatan untuk berkarya...entah itu dimana saja kita berada. Yah, sebagai manusia biasa terkadang ada kalanya kita merasa bersemangat dalam bekerja tapi ada kalanya ketika semangat itu terpatahkan oleh beberapa hal, kita merasa malas untuk melakukan sesuatu, berangkat ke kantor pun rasanya kaki ini tak punya daya untuk melangkah. Ingin rasanya kita hanya tidur-tiduran sambil berharap uang itu datang dengan sendirinya. Ah...jangan berlama-lama kau menjadi seorang pemalas...bangun, ayo bangun...singsingkan lengan baju dan siap untuk menyongsong dan membangun masa depan karena semuanya itu ada di tangan kita sendiri. Cobalah kita lihat sekeliling dan terjun kepada sebuah realita kehidupan yang ada....yang malas tidak akan sukses sedangkan yang ulet akan bisa memperoleh hasilnya.



Semangat kerja...!!!!!!! kita tunjukan pada dunia bahwa kita bisa menjadi manusia yang kuat tanpa harus takabur karena dunia tidak butuh orang-orang yang lemah dan malas....semangat...semangat...!!!!!!!

Tit..tit..tit...tit...1 message received. Karto cepat-cepat membuka pesan di hp jadulnya yang masih ada antena menyogok di atasnya.

"aku tunggu kamu di taman kota, di bawah lampu jam 19.30"
sender : Tiyem

aha...karto bersorak dengan riang, kekasih pujaan hatinya ingin bertemu dengannya. Tanpa basa-basi karto langsung mandi di sungai dengan sabun seadanya dia menggosok badannya, biar bau keringat setelah seharian menarik becak hilang dan berganti dengan bau harum sabun itu. Cepat-cepat dia mandi lalu berganti pakaian yang juga seadanya...lusuh dan mbladus warnanya ditambah semprotan minyak wangi murahan yang dia beli 1 minggu yang lalu di pasar dekat rumahnya. Jam masih menunjukan angka 19.15, tergopoh-gopoh dia mengayuh pedal sepedanya biar cepat sampai di taman kota tempat dia akan bertemu dengan tiyem setelah 1 minggu tak bertemu...ada rindu yang menyeruak dan kegembiraan yang memenuhi ruang di hati karto. Sempat dia melirik jam di tangannya : "di jamku masih 19.25, aku belum terlambat".


Nafas ngos-ngosan berpacu dengan detak jantung, kaki yang terasa mengencang karena dipaksakan mengayuh dengan cepat. Tak lama dia mencari lampu taman kota, tempat tiyem mengajak bertemu. Tapi kenapa tak ada tiyem disana, hanya temaram lampu dan ngengat yang menari-nari...dimana tiyem...?. Ada sepucuk surat di bangku itu, karto pun mengambil dan membacanya...

"Karto, kekasih ku sayang...aku sudah menunggumu selama lebih 1 jam tapi kau tak kunjung muncul. Apakah kau sudah tak sayang lagi padaku...Apakah kau tak mau lagi bertemu denganku. Hari ini hari terakhirku di sini, besok aku akan pergi merantau ke Ibu Kota. Aku hanya ingin berpamitan denganmu...maafkan aku".

Karto diam sesaat sambil sesekali sesenggukan. Aku belum terlambat..jam ditanganku masih menunjukan 19.32..!!!!! dia melirik ke jam yang ada di taman kota itu..jam 20.36, ah ternyata jam karto terlambat 1 jam karena sudah lama dan baterai mulai melemah.

Akhirnya karto pulang dengan muka lesu dan muram ditinggal kekasih pujaan hatinya merantau ke Jakarta. Suatu saat aku akan menyusulmu tiyem..pikir karto dalam hati dengan tangan mengepal.


Purwokerto, 08 November 2009

Bermain

Siapa suruh bermain dengan hati...?
Memangnya hati bisa disamakan dengan bola
bisa di tendang ke kanan, ke kiri, ke depan, atau ke belakang
Memangnya hati bisa disamakan kayu yang terhanyut di sungai
terombang-ambing oleh arus tanpa punya pendirian

Hati memang bisa di upgrade sedemikian rupa
Hati pun bisa bernyanyi dan menangis
hati tak bisa berbohong...

Hati adalah dawai jiwa




Purwokerto, 08 November 2009

Malam ini aku ingin membuka kembali rindu lama tentang kenangan masa lalu yang membuat hati ini penuh dengan warna. Ada setitik cahaya yang membuatku ingin berjalan, menyusuri lorong itu lagi. Saat dimana aku menemukan bahwa aku bangkit kembali...lalu terperosok...terjerembab dan bangkit kembali. pasti kau tak tau apa yang ada di pikiranku. Ya, aku yakin. Kalaupun tau pasti hanya sebatas pada rumen saja dan kalau kau tahu lebih sedikit pasti hanya sebatas retikulum, tak akan sampai pada omasum bahkan abomasum. Ah...kenapa mempigurakan semuanya dengan sistem pencernaan ruminansia.

Kenangan itu seakan-akan utuh kembali dan mengalir dalam alunan nadi...menghembuskan nafas yang membuatku seakan melayang, terbang tinggi lalu terjatuh. Biarkan...biarkan aku terjatuh, sayapku yang akan menolongku...mengembang dan mengepak lalu terbang lebih tinggi untuk menjamah awan yang bergelantungan.

Malam ini aku ingin sendiri...bercinta dengan cerita lalu.

Semilir angin mulai menyentuh lembut pipiku
musik mengalun pelan
bau lavender semerbak
mataku tertuju pada satu sudut...
tak ada siapa-siapa di sana

aku bukan berada di pantai
tapi di bawah kipas angin

Pergi...

Terbang...
Melayang...
Menembus awan...
Menembus ruang dan waktu...
Merentas aral dan rintangan.

aku ingin pergi
jauh..dan jauh..
tanpa ada seorang pun yang tau

aku ingin pergi
bukan untuk meninggalkan beban dan tanggung jawab

tapi
aku ingin membangun semua mimpi yang tertunda

ijinkan aku...

Hari demi hari kita lalui bersama, dari yang pertama kita datang seolah-olah jaim semua dan sok rajin. Tiap bangun pagi beresin tempat tidur, ganti pakaian yang ati-ati banget biar ga keliatan. Ah...lucu kalo ingat semua itu !!!!!. Tapi lama kelamaan, kita ganti baju aja sembarangan malah sering tuh di kamar cuma pake "CD" aja hwa..hwa...tapi ada satu teman kamar saya yang hobinya kentut dan kentut...!!!!%%#^%^^. Pengalaman yang ga akan terlupakan, tiap malam kita sharing bareng tentang materi yang barusan kita terima, karena hampir tiap hari di training tersebut ada ujian, nilainya pun ga boleh di bawah 60.

3 Minggu rasanya sebentar banget, ternyata sekarang waktunya kembli ke daerah masing-masing. Ada rasa sedih dan rindu...tentang kebersamaan, kekeluargaan dan persahabatan.

Selamat Berjuang kaan-kawanku dan ingat komitmen kita "satu tahun yang akan datang kita bertemu di Bali...."