Bismillah




Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
“Inilah Goresan pena, dari seorang lelaki yang mendambakan wanita yang sholehah.”
Cinta persoalan yang tidak pernah habis menjadi bahan perbincangan. Setiap orang pernah merasakannya, karena memang cinta merupakan anugerah yang telah diberikan-Nya.Imam Ibnul Qayyim dalam kitabnya “Raudhah Al Muhibbin Wa Nuzhah AlMusytaqim” yang arinya Taman Orang-orang Jatuh Cinta dan Memendam Rindu.Mengatakan Bahwa seakan-akan orang yang mencinta itu telah mantap hatinya terhadap orang yang dicintai dan tidak terbetik untuk beralih darinya. Sekalipun cinta sangat bebas dibicarakan, tapi untuk mengekspresikan cinta tetaplah mesti dengan aturan. Cinta bukanlah sebuah las an, tapi cinta merupakan bagian dari kebesaran Allah Ta’ala, kita tinggal menjalaninya sesuai dengan syariat.Cinta bukanlah emas atau berlian yang bisa ditimang-timang kemudian diukur-ukur persentase karatnya.Namun,cinta ialah sebentuk perasaan yang tumbuh dari dalam hati kedua manusia yang tidak tergantikan.Hak seseorang untuk mencintai atau tidak mencintai, karena cinta bukanlah sesuatu yang dipaksakan. Tak jadi soal cinta tumbuh di awal,ditengah,bahkan dibelakang hari.
Sejatinya, keberadaan cinta semata-mata murni ditujukan untuk ibadah,dan berharap ganjaran dari-Nya. Cinta itu anugerah,kita tak pernah tahu,kepada siapa nantinya kita akan pautkan hati,dan mengatakan,”Aku jatuh Cinta”.
Wahai Ukhti….., pikirkanlah hal ini…..
Ukhti…Besarnya kerudungmu tidak menjamin sama dengan besarnya semangat jihadmu menuju ridho tuhanmu, bahkan bisa jadi kerudung besarmu hanya akan di jadikan sebagai identitasmu saja, supaya bisa mendapat gelar akhwat dan di kagumi oleh banyak ikhwan, jangan sampai ya ukhti……….
Ukhti…tertutupnya tubuhmu Tidak menjamin bisa menutupi aib saudaramu, keluargamu bahkan diri anti sendiri, coba perhatikan sekejap saja, apakah aib saudaramu, teman dekatmu bahkan keluargamu sendiri sudah tertutupi, bukankah kebiasaan buruk seorang perempuan selalu terulang dengan tanpa di sadari melalui ocehan-ocehan kecil sudah membekas semua aib keluargamu, aib sudaramu, bahkan aib teman dekatmu melalui lisan manis mu. jangan sampai ya ukhti……….
Ukhti…lembutnya suaramu mungkin selembut sutra bahkan lebih dari pada itu, tapi akankah kelembutan suara anti sama dengan lembutnya kasihmu pada sauadaramu, pada anak-anak jalanan, pada fakir miskin dan pada semua orang yang menginginkan kelembutan dan kasih sayangmu
Ukhti…lembutnya Parasmu tak menjamin selembut hatimu, akankah hatimu selembut salju yang mudah meleleh dan mudah terketuk ketika melihat penderitaan orang lain, akankah selembut itu hatimu ataukah sebaliknya hatimu sekeras batu yang ogah dan cuek melihat ketertindasan orang lain.
Ukhti…Rajinnya tilawahmu tak menjamin serajin dengan shalat malammu, mungkinkah malam-malammu di lewati dengan rasa rindu menuju tuhanmu dengan bangun di tengah malam dan di temani dengan butiran-butiran air mata yang jatuh ke tempat sujud mu serta lantunan tilawah yang tak henti-hentinya berucap membuat setan terbirit-birit lari ketakutan, atau sebaliknya, malammu selalu di selimuti dengan tebalnya selimut setan dan di nina bobokan dengan mimpi-mimpi dunia bahkan lupa kapan bangun shalat subuh.
Ukhti…Cerdasnya dirimu tak menjamin bisa, mencerdaskan sesama saudaramu dan keluargamu, mungkinkah temanmu bisa ikut bergembira menikmati ilmu-ilmunya seperti yang anti dapatkan, ataukah anti tidak peduli sama sekali akan kecerdasan temanmu, saudaramu bahkan keluargamu, sehingga membiarkannya begitu saja sampai mereka jatuh ke dalam lubang yang sangat mengerikan yaitu maksiat
Ukhti…cantiknya wajahmu tidak menjamin kecantikan hatimu terhadap saudaramu, temanmu bahkan diri anti sendiri, pernahkah anti menyadari bahwa kecantikan yang anti punya hanya tiitpan ketika muda, apakah sudah tujuh puluh tahun kedepan anti masih terlihat cantik.
Ukhti…tundukan pandanganmu yang jatuh ke bumi tidak menjamin sama dengan tundukan semangatmu untuk berani menundukan musuh-musuhmu, terlalu banyak musuh yang akan anti hadapi mulai dari musuh-musuh islam sampai musuh hawa nafsu pribadimu yang selalu haus dan lapar terhadap perbuatan jahatmu,
Ukhti…lirikan matamu yang menggetarkan jiwa tidak menjamin dapat menggetarkan hati saudaramu yang senang bermaksiat, coba anti perhatikan dunia sekelilingmu masih banyak teman, saudara bahkan keluarga anti sendiri belum merasakan manisnya islam dan iman mereka belum merasakan apa yang anti rasakan, bisa jadi salah satu dari kleuargamu masih gemar bermaksiat, sanggupkah anti menggetarkan hati-hati mereka supaya mereka bisa merasakan sama apa yang kamu rasakan yaitu betapa lezatnya hidup dalam kemulyaan islam
Ukhti…tebalnya kerudungmu tidak menjamin setebal imanmu pada sang kholikmu, anti adalah salah satu sasaran setan durjana yang selalu mengintai dari semua penjuru mulai dari depan belakang atas bawah semua setan mengintaimu, imanmu dalam bahaya, hatimu dalam ancaman, tidak akan lama lagi imanmu akan terobrak abrik oleh tipuan setan jika imanmu tidak betul-betul di jaga olehmu, banyak cara yang harus anti lakukan mulai dari diri sendiri, dari yang paling kecil dan seharusnya di lakukan sejak dari sekarang, kapan lagi coba….
Ukhti…Putihnya kulitmu tidak menjamin seputih hatimu terhadap saudaramu, temanmu bahkan keluargamu sendiri, masih kah hatimu terpelihara dari berbagai penyakit yang merugikan seperti riya dan ujub, pernahkah anti membanggakan diri ketika kesuksesan dakwah telah di raih dan merasa diri paling wah, merasa diri paling aktif, bahkan merasa diri paling cerdas di tas rata-rasat akhwat yang lain, sekeras itukah haitmu, lalu di manakah beningnya hatimu, dan putihnya cintamu
Ukhti…rajinnya ngajimu tidak menjamin serajin infakmu ke mesjid atau mushola, sadarkah anti kalo kotak-kotak nongkrong di masjid masih terliat kosong dan menghawatirkan, tidakkah anti memikirkan infaq sedikit saja, bahkan kalaupun infaq, kenapa uang yang paling kecil dan paling lusuh yang anti masukan, maukah anti di beri rizki sepelit itu.
Ukhti…rutinnya ta’limmu tidak menjamin serutin puasa sunah senin kamis yang anti laksanakan , kejujuran hati tidak bisa di bohongi, kadang semangat fisik begitu bergelora untuk di laksankan tapi, semangat ruhani tanpa di sadari turun drastis, puasa yaumul bith pun terlupakan apalagi puasa senin kamis yang di rasakan terlalu sering dalam seminggu, separah itukah hati anti, makanan fisik yang anti pikirkan dan ternyata ruhiyah pun butuh stok makanan, kita tidak pernah memikirkan bagaimana akibatnya kalau ruhiyah kurang gizi
Ukhti…manisnya senyummu tak menjamin semanis rasa kasihmu terhadap sesamamu, kadang sikap ketusmu terlalu banyak mengecewakan orang sepanjang jalan yang anti lewati, sikap ramahmu pada orang anti temui sangat jarang terlihat, bahkan selalu dan selalu terlihat cuex dan menyebalkan, kalau itu kenyataanya bagaiamana orang lain akan simpati terhadap dakwah kita., ingat!!! Dakwah tidak memerlukan anti tapi… antilah yang memerlukan dakwah, kita semua memerlukan dakwah
Ukhti…rajinnya shalat malammu tidak menjamin keistiqomahan seperti rosulullah sebagai panutanmu,
Ukhti…ramahnya sikapmu tidak menjamin seramah sikapmu terhadap sang kholikmu, masihkah anti senang bermanjaan dengan tuhanmu dengan shalat duhamu, shalat malammu?
Ukhti…dirimu bagaikan kuntum bunga yang mulai merekah dan mewangi, akankah nama harummu di sia-siakan begitu saja dan atau sanggupkah anti ketika sang ikhwan akan segara menghampirimu
Ukhti…masih ingatkah anti terhadap pepatah yang masih teringiang sampai saat ini bahwa akhwat yang baik hanya untuk ikhwan yang baik, jadi siap-siaplah sang ikhwan akan menjemputmu di pelaminan hijaumu
Ukhti…Baik buruk parasmu bukanlah satu-satunya jaminan akan sukses masuk dalam surga rabbmu. maka, tidak usah berbangga diri dengan parasmu yang molek, tapi berbanggalah ketika iman dan taqwamu sudah betul-betul terasa dan terbukti dalam hidup sehari-harimu
Ukhti…muhasabah yang anti lakukan masihkah terlihat rutin dengan menghitung-hitung kejelekan sikap anti yang di lakukan siang hari, atau bahkan kata muhasabah itu sudah tidak terlintas lagi dalam hatimu, sungguh lupa dan sirna tidak ingat sedikitpun apa yang harus di lakukan sebelum tidur, anti tidur mendengkur begitu saja dan tidak pernah kenal apa itu muhasabah, kenapa muhasabah tidak di jadikan sebagai moment untuk perbaikan diri bukankah akhwat yang baik hanya akan mendapatkan ikhwah yang baik
Ukhti…pernahkah anti bercita-cita ingin mendapatkan suami ikhwan yang ideal, wajah yang manis, badan yang kekar, dengan langkah tegap dan pasti, bukankah apa yang anti pikirkan sama dengan yang ikhwan pikirkan yaitu ingin mencari istri yang solehah, kenapa tidak dari sekarang anti mempersiapkan diri menjadi seorang yang solehah
Ukhti…apakah kebiasaan buruk wanita lain masih ada dan hinggap dalam diri anti, seperti bersikap pemalas dan tak punya tujuan atau lama-lama nonton tv yang tidak karuan dan hanya akan mengeraskan hati sampai lupa waktu, lupa Bantu 0rang tua, kapan akan menjadi anak yang biruwalidain, kalau memang itu terjadi jadi sampai kapan, mulai kapan anti akan mendapat gelar akhwat solehah,
Ukhti… hatimu di jendela dunia, dirimu menjadi pusat perhatian semua orang, sanggupkah anti menjaga izzah yang anti punya, atau sebaliknya anti bersikap acuh tak acuh terhadap penilaian orang lain dan hal itu akan merusak citra akhwat yang lain, kadang orang lain akan mempunyai persepsi di sama ratakan antara akhwat yang satu dengan akhwat yang lain, jadi kalo anti sendiri membuat kekeliruan dalam akhlak maka akan merusak citra akhwat yang lain
Ukhti…dirimu menjadi dambaan semua orang, karena yakinlah preman sekalipun, bahkan brandal sekalipun tidak menginginkan istri yang akhlaknya bobrok tapi semua orang menginginkan istri yang solehah, siapkah anti sekarang menjadi istri solehah yang selalu di damba-dambakan oleh semua orang
Mohon maaf apabila goresan penaku menyakiti sebagian atau bahkan semua akhwat yang dalam proses menuju kesholehan.
Goresan Pena dari seorang lelaki yang mendambakan akhwat sholehah dan mengharapkan ampunan dari Allah Subhanallahu wata’aala, karena dosa-dosaku. Al Faqir Ilallah.




Inilah goresan pena dari sang ikhwan yang mendambakan akhwat sholehah, yang bisa bersama untuk mencintai Mu Ya Robbi dan mencintai Muhammad Shalallahu’alaihi wassalam.
Yaa……Rabbi……..Aku berdoa untuk seorang akhwat yang akan menjadi bagian dari hidupku
Seseorang yang sangat mencintaiMu lebih dari segala sesuatu
Seorang yang akan meletakkanku pada posisi di hatinya setelah Engkau dan Muhammad shallahu’alaihiwasalam
Seseorang yang hidup bukan untuk dirinya sendiri, tapi juga untuk-Mu dan orang lain.

Wajah, fisik, status atau harta tidaklah penting. Yang terpenting adalah hati yang sungguh mencintai dan dekat dengan Engkau. Dan berusaha menjadikan sifat-sifat baikMu ada pada pribadinya. Dan ia haruslah mengetahui bagi siapa dan untuk apa ia hidup, sehingga hidupnya tidak sia-sia.

Seseorang yang memiliki hati yang bijak, tidak hanya otak yang cerdas
Seseorang yang tidak hanya mencintaiku, tapi juga menghormatiku
Seorang yang tidak hanya memujaku, tetapi juga dapat menasehatiku
Seseorang yang mencintaiku bukan karena fisikku, hartaku atau statusku tapi karena Engkau
Seorang yang dapat menjadi sahabat terbaikku dalam setiap waktu dan situasi
Seseorang yang membuatku merasa sebagai lelaki shalehah ketika aku berada di sisinya
Seseorang yang bisa menjadi asisten sang nahkoda kapal
Seseorang yang bisa menjadi penuntun kenakalan balita yang nakal
Seseorang yang bisa menjadi penawar bisa
Seseorang yang sabar mengingatkan saat diriku lancang

Ya..Rabbi……Aku tak meminta seseorang yang sempurna
Hingga aku dapat membuatnya sempurna di mataMu
Seseorang yang membutuhkan dukunganku sebagai peneguhnya
Seorang yang membutuhkan doaku untuk kehidupannya
Seseorang yang membutuhkan senyumku untuk mengatasi kesedihannya
Seseorang yang membutuhkan diriku untuk membuat hidupnya lebih hidup

Aku tidak mengharap dia semulia Fatimah Radhiyallahuanha,
tidak setaqwa Aisyah Radhiyallahuanha ,
Pun tidak secantik Zainab Radhiyallahuanha,
apalagi sekaya Khodijah Radhiyallahuanha.
Aku hanya mengharap seorang akhwat akhir zaman,
Yang punya cita-cita mengikuti jejak mereka,
Membangun keturunan yang sholeh,
Membangun peradaban,dan
Membuat Rasulullah shallahu’alaihiwasalam bangga di akhirat

Karena aku sadar aku bukanlah...
Orang yang semulia Abu Bakar Radhiyallahu,
Atau setaqwa Umar Radhiyallahu,
pun setabah Ustman Radhiyallahu,
Ataupun sekaya Abdurrahman bin auf Radhiyallahu,
setegar zaid Radhiyallahu
Juga segagah Ali Radhiyallahu,
apalagi setampan usamah Radhiyallahu.
Aku hanyalah seorang lelaki akhir zaman yang punya cita - cinta

Ya…..Rabbii …….Aku juga meminta,
Jadikanlah ia sandaran bagiku
Buatlah aku menjadi ikhwan yang dapat membuatnya bangga
Berikan aku hati yang sungguh mencintaiMu sehingga aku dapat mencintainya dengan sepenuh jiwaku
Berikanlah sifat yang lembut, sehingga auraku datang dariMu
Berikanlah aku tangan sehingga aku mampu berdoa untuknya
Berikanlah aku penglihatan sehingga aku dapat melihat banyak kebaikan dalam dirinya
Berikanlah aku lisan yang penuh dengan kata-kata bijaksana,
Mampu memberikan semangat serta mendukungnya setiap saat
kokohnya benteng tidak bisa dibangun dalam semalam, namun bisa hancur dalam sedetik
Kota Baghdad tak dibangun dalam sehari, namun bisa hancur dalam sekejap

Perkawinan tak dirajut dalam pertimbangan sesaat, namun bisa saja terberai dalam sesaat
Pernikahan, bukanlah akhir dari sebuah perjalanan
Tapi awal sebuah langkahKarenanya, jadikanlah kelak pernikahan kami sebagai titian
Untuk belajar kesabaran & ridho-Mu, ya Rabbi
Dan bilamana akhirnya kami berdua bertemu, aku berharap kami berdua dapat mengatakan:” Betapa Maha Besarnya Engkau karena telah memberikan kepadaku pasangan yangdapat membuat hidupku menjadi sempurna”.
Aku mengetahui bahwa Engkau ingin kami bertemu pada waktu yang tepat
Dan Engkau akan membuat segalanya indah pada waktu yang telah Engkau tentukan….
Astaghfirullah, Wallahu’alam bisshowab

Dari ikhwan yang membutuhkan ampunan Allah azzawajalla, dan mengharapkan doaku dikabulkanNYA untuk mendapatkan istri yang sholeh

Setiap insan tentunya mendambakan kenikmatan yang paling tinggi dan abadi. Kenikmatan itu adalah Surga. Di dalamnya terdapat bejana-bejana dari emas dan perak, istana yang megah dengan dihiasi beragam permata, dan berbagai macam kenikmatan lainnya yang tidak pernah terlihat oleh mata, terdengar oleh telinga, dan terbetik di hati.Dalam Al Qur’an banyak sekali ayat-ayat yang menggambarkan kenikmatan-kenikmatan Surga. Di antaranya Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :
“(Apakah) perumpamaan (penghuni) Surga yang dijanjikan kepada orang-orang bertakwa yang di dalamnya ada sungai-sungai dari air yang tidak berubah rasa dan baunya, sungai-sungai dari air susu yang tidak berubah rasanya, sungai-sungai dari khamr (arak) yang lezat rasanya bagi peminumnya, dan sungai-sungai dari madu yang disaring dan mereka memperoleh di dalamnya segala macam buah-buahan dan ampunan dari Rabb mereka sama dengan orang yang kekal dalam neraka dan diberi minuman dengan air yang mendidih sehingga memotong-motong ususnya?” (QS. Muhammad : 15)
“Dan orang-orang yang paling dahulu beriman, merekalah yang paling dulu (masuk Surga). Mereka itulah orang yang didekatkan (kepada Allah). Berada dalam Surga kenikmatan. Segolongan besar dari orang-orang yang terdahulu dan segolongan kecil dari orang-orang yang kemudian. Mereka berada di atas dipan yang bertahtakan emas dan permata seraya bertelekan di atasnya berhadap-hadapan. Mereka dikelilingi oleh anak-anak muda yang tetap muda dengan membawa gelas, cerek, dan sloki (piala) berisi minuman yang diambil dari air yang mengalir, mereka tidak pening karenanya dan tidak pula mabuk dan buah-buahan dari apa yang mereka pilih dan daging burung dari apa yang mereka inginkan.” (QS. Al Waqiah : 10-21)
Di samping mendapatkan kenikmatan-kenikmatan tersebut, orang-orang yang beriman kepada Allah Tabaraka wa Ta’ala kelak akan mendapatkan pendamping (istri) dari bidadari-bidadari Surga nan rupawan yang banyak dikisahkan dalam ayat-ayat Al Qur’an yang mulia, di antaranya :
“Dan (di dalam Surga itu) ada bidadari-bidadari yang bermata jeli laksana mutiara yang tersimpan baik.” (QS. Al Waqiah : 22-23)
“Dan di dalam Surga-Surga itu ada bidadari-bidadari yang sopan, menundukkan pandangannya, tidak pernah disentuh oleh manusia sebelum mereka (penghuni-penghuni Surga yang menjadi suami mereka) dan tidak pula oleh jin.” (QS. Ar Rahman : 56)
“Seakan-akan bidadari itu permata yakut dan marjan.” (QS. Ar Rahman : 58)
“Sesungguhnya Kami menciptakan mereka (bidadari-bidadari) dengan langsung dan Kami jadikan mereka gadis-gadis perawan penuh cinta lagi sebaya umurnya.” (QS. Al Waqiah : 35-37)
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam menggambarkan keutamaan-keutamaan wanita penduduk Surga dalam sabda beliau :
“ … seandainya salah seorang wanita penduduk Surga menengok penduduk bumi niscaya dia akan menyinari antara keduanya (penduduk Surga dan penduduk bumi) dan akan memenuhinya bau wangi-wangian. Dan setengah dari kerudung wanita Surga yang ada di kepalanya itu lebih baik daripada dunia dan isinya.” (HR. Bukhari dari Anas bin Malik radliyallahu ‘anhu)
Dalam hadits lain Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda :
Sesungguhnya istri-istri penduduk Surga akan memanggil suami-suami mereka dengan suara yang merdu yang tidak pernah didengarkan oleh seorangpun. Di antara yang didendangkan oleh mereka : “Kami adalah wanita-wanita pilihan yang terbaik. Istri-istri kaum yang termulia. Mereka memandang dengan mata yang menyejukkan.” Dan mereka juga mendendangkan : “Kami adalah wanita-wanita yang kekal, tidak akan mati. Kami adalah wanita-wanita yang aman, tidak akan takut. Kami adalah wanita-wanita yang tinggal, tidak akan pergi.” (Shahih Al Jami’ nomor 1557)
Apakah Ciri-Ciri Wanita Surga
Apakah hanya orang-orang beriman dari kalangan laki-laki dan bidadari-bidadari saja yang menjadi penduduk Surga? Bagaimana dengan istri-istri kaum Mukminin di dunia, wanita-wanita penduduk bumi?
Istri-istri kaum Mukminin yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya tersebut akan tetap menjadi pendamping suaminya kelak di Surga dan akan memperoleh kenikmatan yang sama dengan yang diperoleh penduduk Surga lainnya, tentunya sesuai dengan amalnya selama di dunia.
Tentunya setiap wanita Muslimah ingin menjadi ahli Surga. Pada hakikatnya wanita ahli Surga adalah wanita yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Seluruh ciri-cirinya merupakan cerminan ketaatan yang dia miliki. Di antara ciri-ciri wanita ahli Surga adalah :
1. Bertakwa.
2. Beriman kepada Allah, Malaikat-Malaikat-Nya, Kitab-Kitab-Nya, Rasul-Rasul-Nya, hari kiamat, dan beriman kepada takdir yang baik maupun yang buruk.
3. Bersaksi bahwa tiada ilah yang berhak disembah kecuali Allah, bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan Rasul-Nya, mendirikan shalat, menunaikan zakat, berpuasa di bulan Ramadlan, dan naik haji bagi yang mampu.
4. Ihsan, yaitu beribadah kepada Allah seakan-akan melihat Allah, jika dia tidak dapat melihat Allah, dia mengetahui bahwa Allah melihat dirinya.
5. Ikhlas beribadah semata-mata kepada Allah, tawakkal kepada Allah, mencintai Allah dan Rasul-Nya, takut terhadap adzab Allah, mengharap rahmat Allah, bertaubat kepada-Nya, dan bersabar atas segala takdir-takdir Allah serta mensyukuri segala kenikmatan yang diberikan kepadanya.
6. Gemar membaca Al Qur’an dan berusaha memahaminya, berdzikir mengingat Allah ketika sendiri atau bersama banyak orang dan berdoa kepada Allah semata.
7. Menghidupkan amar ma’ruf dan nahi mungkar pada keluarga dan masyarakat.
8. Berbuat baik (ihsan) kepada tetangga, anak yatim, fakir miskin, dan seluruh makhluk, serta berbuat baik terhadap hewan ternak yang dia miliki.
9. Menyambung tali persaudaraan terhadap orang yang memutuskannya, memberi kepada orang, menahan pemberian kepada dirinya, dan memaafkan orang yang mendhaliminya.
10. Berinfak, baik ketika lapang maupun dalam keadaan sempit, menahan amarah dan memaafkan manusia.
11. Adil dalam segala perkara dan bersikap adil terhadap seluruh makhluk.
12. Menjaga lisannya dari perkataan dusta, saksi palsu dan menceritakan kejelekan orang lain (ghibah).
13. Menepati janji dan amanah yang diberikan kepadanya.
14. Berbakti kepada kedua orang tua.
15. Menyambung silaturahmi dengan karib kerabatnya, sahabat terdekat dan terjauh.
Demikian beberapa ciri-ciri wanita Ahli Surga yang kami sadur dari kitab Majmu’ Fatawa karya Syaikhul Islam Ibnu Tamiyyah juz 11 halaman 422-423. Ciri-ciri tersebut bukan merupakan suatu batasan tetapi ciri-ciri wanita Ahli Surga seluruhnya masuk dalam kerangka taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Allah Ta’ala berfirman :
“ … dan barangsiapa taat kepada Allah dan Rasul-Nya, niscaya Allah memasukkannya ke dalam Surga yang mengalir di dalamnya sungai-sungai sedang mereka kekal di dalamnya dan itulah kemenangan yang besar.” (QS. An Nisa’ : 13).
Wallahu A’lam Bis Shawab.
Diambil dari, http://www.salafy.or.id

Segala puji bagi Allah, semoga shalawat dan salam dilimpahkan kepada Rasulullah, para keluarga dan para sahabat beliau, serta kepada orang-orang yang mengikuti jejak dan petunjuk beliau sampai hari pembalasan.
Selanjutnya : saya menulis nasehat ini kepada setiap saudariku ukhti muslimah, yang telah rela menjadikan Allah sebagai Robbnya, Islam sebagai agamanya, dan Muhammad Shalallahu ‘alaihi wassalam sebagai Rasul Allah.
Wahai saudariku. Dari Anas Radiyallahu ‘anhu dari Nabi Shalallahu ‘alaihi wassalam , beliau bersabda:“Tidak beriman seseorang diantara kamu sampai ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri.” (Muttafaq alaih).
Maka baris-baris sederhana ini sengaja ditulis untuk anda dari sesama saudara muslim yang bersaksi atas nama Allah bahwa ia sangat mencintai saudarinya sebagaimana cintanya kepada keluarga dan saudari-saudari muslimah lainnya.Wahai saudariku, ukhti muslimah. Handaknya kita tahu dengan penuh keyakinan, bahwa kita tidak diciptakan main-main tanpa ada arti dan tidak pula dibiarkan begitu saja tanpa tujuan dan pertanggung- jawaban. Allah Subhanahu wa ta’ala . berfirman:“Maka apakah kamu mengira, bahwa sesungguhnya Kami menciptakan kamu secara main-main (saja), dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami? Maka Maha Tinggi Allah, Raja yang sebenarnya; tidak ada ilah (yang berhak disembah) kecuali Dia, Robb (yang memupunyai) Arsy yang mulia.” (Al-mu’minun: 115-116).
“Apakah manusia mengira, bahwa ia akan dibiarkan begitu saja (tanpa pertanggungjawaban)?” (Al-Qiyamah:36).
Akan tetapi kita telah diciptakan oleh Allah pencipta alam yang indah ini, untuk suatu tujuan yang agung, sebagimana firmanNya:
“Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepadaKu.” (Az-Zariyat: 56).
Allah juga telah menerangkan kepada kita tentang ibadah tersebut dengan pengertiannya yang meliputi seluruh aspek kehidupan melalui para Rasul ‘Alaihimussalam sebagaimana firmanNya:“Sesunggunhya Kami telah mengutus para Rasul Kami dengan membawa bukti-bukti yang nyata dan telah Kami turunkan bersama mereka Al-Kitab dan neraca (keadilan) agar manusia dapat malaksanakan keadilan.” (Al-Hadid: 25).
“Dan sesungguhnya Kami telah mengutus Rasul pada setiap ummat ( untuk menyerukan ) ‘sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut.” (an-Nahl: 36).
Dan Allah Subhanahu wa ta’ala telah memberikan kepada kita ni’mat dengan mengutus Muhammad bin Abdullah Shalallahu ‘alaihi wassalam sebagai Nabi terahir dan Rasul yang diutus untuk seluruh ummat manusia. Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman:“Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki diantara kamu, tetapi dia adalah utusan Allah (Rasulullah) dan panutup para Nabi.” (Al-Ahzab : 40).
“Katakanlah : ‘Hai manusia, sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu semua, yaitu Allah yang mempunyai kerajaan langit dan bumi; tidak ada Robb (yang berhak disembah) selain Dia, yang Maha Menghidupkan dan Maha Mematikan. Maka berimanlah kepada Allah dan Rasulnya, Nabi yang ummi yang beriman kepada Allah dan kalimat-kalimatnya (kitab-kitabnya) dan ikutilah dia, supaya kamu mendapat petunjuk.” (Al-A’raf:158).
Maka segala puji bagi Allah atas nikmat Islam.Wahai saudariku, ketahuilah –semoga Allah memberi taufiq kepada anda untuk setiap kebaikan- bahwa Islam telah mengatur kehidupan seorang muslim dan muslimah sesuai dengan sistem yang datang dari pencipta alam ini, yang Maha Tinggi dan Maha suci, yang Maha Mengetahui dan Maha Bijaksana. Untuk itu, saya wasiatkan agar anda berpegang teguh pada ajaran-ajaran agama Islam ini, baik yang kecil maupun yang besar, di setiap waktu dan tempat, dan hendaknya Kitabullah (Al-Qur’an) dan sunnah Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam menjadi sinar penerang yang menerangi jalan anda. Semoga Allah menjaga dan memelihara anda.
Wahai saudariku, ketahuilah – semoga Allah menjaga anda- bahwa kebahagiaan di dunia dan di akhirat tergantung pada pelaksanaan syari’at Allah Subhanahu wa ta’ala dalam kehidupan kita. Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman:“Barangsiapa yang mengerjakan amal shaleh baik laki-laki maupun perempuan, sedang ia beriman, maka sesungguhnya kami akan berikam kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya kami akan memberikan balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” (An-Nahl:97)
Dan berhati-hatilah dari pengaruh kebatilan setan dari (golongan_ manusia dan (golongan) jin, yang sudah dimake up sedemikian rupa oleh mereka, karena mereka sangat berbahaya. Pencipta anda dan pencipta alam semesta ini telah mengingatkan dalam Al-Qur’an:“Dan demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap Nabi itu musuh, yaitu setan-setan dari (jenis) manusia dan (jenis) jin, sebagian mereka membisikkan lepada sebagian yang lain perkataan yang indah-indah untuk menipu (manusia).” (Al-An’am: 112).
“Dan demikian juga, telah Kami jadikan untuk setiap Nabi musuh dari orang-orang yang berdosa. Dan cukuplah Robbmu menjadi Pemberi petunjuk dan Penolong.” (Al-Furqan: 31).
Wahai saudariku, berbekallah dengan ilmu agama dari kitabullah (Al-Qur’an) dan sunnah Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam. Usahakan agar dapat menghafal Kitabullah atau semampu yang dapat anda hafalkan. Belajarlah rukun-rukun iman, rukun-rukun Islam, dan ihsan. Praktekakanlah semua itu dalam kehidupan nyata anda, jadilah anda –semoga Allah memberi taufiq kepada anda untuk setiap apa yang dicintai dan diridhaiNya- suri tauladan yang baik bagi keluarga dan saudari-saudari anda yang lain, yang muslimah.
Wahai saudariku, pelajari dan laksanakanlah hadits berikut ini; Dari Umar bin Khattab Radiyallahu ‘anhu berkata: “Ketika kami sedang duduk-duduk bersama Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam pada suatu hari tiba-tiba datang seorang laki-laki berpakaian putih sekali dan rambut hitam pekat, tidak tampak padanya bekas perjalanan jauh dan tak seorangpun diantara kita yang mengenalnya, sampai duduk dekat beliau kemudian menyandarkan kedua lututnya pada lutut beliau dan berkata: “Hai Muhammad, beritahu aku tentang Islam, Rasulullah menjawab : Islam adalah hendaklah engkau bersaksi bahwa tiada Robb (yang berhak disembah) selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah, mendirikan shalat, menunaikan zakat, berpuasa ramadhan, dan hendaklah engkau menunaikan haji ke baitullah jika engkau mampu melaksanakan perjalanan ke sana. Ia berkata : ‘engkau benar.’ Kami semua heran kepadanya, karena dia bertanya pada beliau dan membenarkannya. Kemudian ia bertanya: ‘Beritahu aku tentang iman’. Beliau menjawab: “Hendaklah engkau beriman kepada Allah, Malikat-malaikatnya, Kitab-kitabnya, Rasul-rasulnya, Hari kemudian, dan hendaklah engkau beriman kepada Qadar yang baik dan yang buruk.’ Ia berkata : ‘engkau benar.’ Kemudian ia bertanya lagi: ‘beritahu aku tentang ihsan.’ Beliau menjawab : ‘hendaklah engkau beribadah kepada Allah seakan-akan engkau melihatNya, jika engkau tidak melihatNya sesungguhnya Dia melihat engkau.’ Tanyanya lagi : ‘beritahu aku tentang hari kiamat.’ Beliau menjawab : ‘yang ditanya tidak lebih tahu tentangnya daripada yang menanya.’ Tanyanya lagi : ‘beritahu aku tentang tanda-tandanya (kiamat).’ Beliau menjawab : ‘Apabila seorang budak perempuan malahirkan tuannya, dan apabila engkau melihat orang-orang yang tanpa sandal dan tanpa pakaian, pengembala kambing berlomba membangun gedung-gedung mewah.’ Kemudian orang tersebut pergi dan saya diam lama sekali, lalu beliau bertanya : ‘Wahai Umar, tahukah engkau siapa yang bertanya tadi? Aku menjawab: ‘Allah dan Rasulnya lebih tahu.’ Beliau mejawab: ‘Dia adalah Jibril telah datang kepadamu untuk mengajarkan agamamu kepadamu.” (riwayat Muslim).
Wahai saudariku, hayatilah ayat-ayat berikut ini. Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman:“Maka Robb Mereka memperkenankan permohonan mereka (dengan berfirman): “Sesungguhnya Aku tidak menyia-nyiakan amal orang-orang yang beramal diantara kamu, baik laki-laki maupun perempuan, (karena) sebagian kamu adalah turunan dari sebagian yang lain,” (Ali Imran: 195).
“Dan orang-orang yang bertaqwa kepada Robbnya dibawa ke dalam surga berombong-rombongan (pula). Sehingga apabila mereka sampai ke surga itu sedang pintu- pintunya telah terbuka dan berkatalah penjaga-penjaganya : “ Kesejahteraan (dilimpahkan) kepada kalian, berbahagialah kalian. Maka masukilah surga ini, sedang kamu kekal di dalamnya.” Dan mereka mengucapkan: “Segala puji bagi Allah yang telah memenuhi janji-janjiNya kepada kami dan telah (memberi) kepada kami tempat ini sedang kami (diperkenankan) menempati tempat dalam surga dimana saja yang kami kehendaki.” Maka surga itulah sebaik-baik balasan bagi arang-orang yang beramal. (Az-zumar: 73-74).
“Berlomba-lombalah kamu untuk mendapatkan ampunan dari Robbmu dan surga yang luasnya seluas langit dan bumi, yang disediakan bagi orang-orang yang beriman kepada Allah dan RasulNya, itulah karunia Allah diberikannya kepada siapapun yang dikehendakinya. Dan Allah mempunyai karunia yang besar.” (Al-hadid: 21).
Wahai saudariku, dari Ibnu Abbas Radiyallahu ‘anhu, ia berkata: “suatu hari aku diboncengkan Nabi Shalallahu ‘alaihi wassalam, kemudian beliau bersabda: ‘Hai anak kecil, aku akan mengajarkan pada kamu beberapa kata; jagalah Allah, tentu Dia akan menjagamu. Jagalah Allah niscaya engkau mendapatkanNya di depamnu. Jika engkau minta sesuatu, mintalah kepada Allah. Jika engkau minta pertolongan, mintalah pertolongan kepada Allah. Ketahuilh, jika ummat berkumpul agar dapat memberi sesuatu manfaat kepadamu tak akan dapat memberimu suatu manfaat kecuali yang telah dituliskan Allah untukmu, dan jika mereka berkumpul untuk mendatangkan suatu madharat kepadamu, mereka tidak akan mampu mendatangkan suatu madharat kapadamu kecuali yang telah dituliskan atasmu. Pena-pena telah diangkat dan lembaran-lembaran telah kering.” (riwayat Tirmizi, dan katanya: hadits hasan shahih).
Wahai saudariku, jagalah – semoga Allah memberi taufiq pada anda- shalat anda. Allah berfirman: “Dan sesunggunhya shalat itu mencegah perbuatan-perbuatan keji dan mungkar.” (al-‘Ankabut: 45).
Dari Abu Hurairah Radiyallahu ‘anhu berkata : aku mendengar Rasululah Shalallahu ‘alaihi wassalam bersabda : “Tahukah engkau jika di depan rumah seseorang di antara kamu ada sungai dan ia mandi di sungai tersebut setiap hari lima kali, adakah kotoran yang tersisa padanya? Para sahabat menjawab : tentu tidak akan tersisa suatu kotoranpun padanya. Kemudian beliau bersabda : “Maka seperti itulah shalat lima waktu, Allah menghapuskan dosa-dosa dengannya.” (Muttafaq alaih).
Keluarkanlah zakat, berpuasalah pada bulan Ramadhan, dan tunaikanlah haji ke Baitul Haram jika dapat melakukan perjalanan ke sana. Semoga Allah memimpin anda. Sesungguhnya Allah adalah pemimpin orang-orang yang beriman.
Wahai saudariku. Hiasilah diri anda dengan akhlak yang mulia, seperti : jujur, amanah, rasa malu, rendah hati dan sabar. Hendaklah akhlak anda adalah Al-Qur’an. Hendaknya anda melakukan silaturrahim dan berbakti kepada kedua orang tua, karena keduanya mempunyai hak yang besar terhadap anda. Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman :“Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukannya dengan sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada kedua ibu bapak.” (An-nisa’ : 36).
Hindarilah tingkah laku yang tidak baik, seperti : sombong, aniaya, bohong atau berdusta, ghibah, namimah, hasud, menipu, dan lain sebagainya.
Wahai saudariku, Tetaplah berpegang dengan pakaian hijab yang telah disyariatkan dengan sempurna, dan berbanggalah dengan pakaian tersebut, dan janganlah anda tertipu oleh kesalahpahaman dan hawa nafsu yang ditiupkan oleh musuh-musuh Islam, karena anda adalah seorang muslimah yang berserah diri kepada Allah Robb sekalian alam, Pencipta alam semesta ini. Dia telah memerintahkan anda dengan firmannya :“Hai Nabi, katakanlah kepada para isterimu, puteri-puterimu, para isteri orang-orang mu’min : hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah dikenal, karena itu mereka tidak digangu. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Al-Ahzab:59).
Wahai sudariku, Hati-hati dan hindarilah pergaulan dengan kaum lelaki di mana saja, karena dalam kehati-hatian tersebut terdapat penjagaan dan penghormatan terhadap diri anda. Dengarlah firman Sang Pencipta yang menciptakan anda :
“Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang jahiliah yang dulu.” (al-Ahzab : 33).
Dari Ibnu Abbas Radiyallahu ‘anhu bahwa ia mendengar Nabi Shalallahu ‘alaihi wassalam bersabda : “Tidak boleh seorang laki-laki bersama seorang perempuan kecuali si perempuan tersebut bersama mahramya. Dan seorang perempuan tidak boleh bepergian kecuali bersama dengan mahramnya. Kemudian seseorang bertanya kepada beliau : “Wahai Rasulullah, isteriku akan pergi haji sedang aku telah mendaftarkan diri untuk perang ini dan itu?” Beliau menjawab : “Pergilah dan berjihadlah bersama isterimu.” (Muttafaqun alaih).
Wahai saudariku, Hati-hatilah –semoga Allah menjaga anda dari semua kejelekan- dari segala sarana kerusakan dan kejahatan, seperti : meniru-niru orang kafir dan menyerupai mereka, membaca majalah-majalah murahan yang penuh dengan bisa dan racun. Jagalah pendengaran dan penglihatan anda dari segala sesuatu yang dilarang. Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman : “Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungjawabannya.” (al-Isra’: 36).
Hendaknya penampilan dan pakaian anda yang Islami, jauh sama sekali dari apa yang dipromosikan oleh musuh-musuh Islam melalui majallah-majalah mode yang murahan. Kerena anda, demi Allah, lebih mulia dan lebih agung dari bekas-bekas jahiliyah yang dipromosikan oleh penganjur-penganjur kerusakan di setiap tempat dan waktu.
Wahai saudariku, Usahakan anda bergaul dengan saudari-saudari yang shalehah. Hati-hatilah anda dari pergaulan dengan wanita yang menyimpang dari jalan Allah. Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam bersabda : “Perumpamaan kawan yang baik dan kawan yang jelek adalah seperti pembawa minyak wangi misk dan peniup ububan (pande besi). Pembawa minyak wangi mungkin akan memberikan anda sebagian minyak tersebut atau anda membeli sebagiannya, atau mungkin anda akan mendapatkan bau harum darinya. Sedang peniup ububan (pande besi) mungkin akan membakar pakaian anda, atau mungkin anda akan mendapatkan bau tidak sedap darinya.” (muttafaq alaih).
Wahai saudariku, Jadilah anda da’iyah ke jalan Allah di antara keluarga dan saudari-saudari anda yang muslimah lainnya, dengan penuh bijaksana dan nasehat yang baik. Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman :“Serulah (manusia) ke jalan Robbmu dengan hikmah dan nasehat yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.” (An-Nahl: 125).
“Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebagian mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebagian yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma’ruf dan mencegah dari yang mungkar.” (AtTaubah: 71).
Wahai saudariku, Hendaknya para isteri Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam dan para sahabat Radiyallahu ‘anhum. menjadi teladan bagi anda dalam mendidik anak-anak dengan pendidikan Islam agar mereka menjadi–dengan pertolongan Allah- model hidup untuk setiap orang muslim yang menganjurkan ke jalan Allah dengan ilmu pengetahuan.
Wahai saudariku, Saya mewasiatkan agar anda mempunyai rasa malu, karena rasa malu termasuk bagian dari iman. Dari Imran bin Hushain Radiyallahu ‘anhu berkata : Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam bersabda :“Malu tidak membawa kecuali kebaikan.” (muttafaq alaih).“Malu itu baik semuanya” atau “Malu itu semuanya baik.” (riwayat muslim).Dari Abu Said Al-Khudri Radiyallahu ‘anhu berkata : Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam lebih pemalu dari para gadis dalam pingitannya, jika melihat sesuatu yang dibencinya kita dapat melihat dari wajah beliau.” (muttafaq alaih).
Wahai saudariku, Bergembiralah dengan kebaikan yang akan datang kepada anda dengan izin Allah. Hayati firman Allah berikut :“Sesungguhnya laki-laki dan perempuan yang muslim, laki-laki dan perempuan yang mu’min, laki-laki dan perempuan yang tetap dalam ketaatannya, laki-laki dan perempuan yang benar, laki-laki dan perempuan yang sabar, laki-laki dan perempuan yang khusyu’, laki-laki dan perempuan yang bersedekah, laki-laki dan perempuan yang berpuasa, laki-laki dan perempuan yang memelihara kehormatannya, laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah telah menjadikan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar.” (Al-Ahzab: 35).Semoga Allah Subhanahu wa ta’ala menjaga anda dengan penjagaannya, menumbuhkan anda menjadi tumbuhan yang baik, dan memjadikan anda sebagi puteri yang shalehah, saudari yang shalehah, ibu yang shalehah, dan memberi anda kebahagiaan di dunia dan akhirat. Sesungguhnya Robbku Maha dekat, Maha mengabulkan dan mendengarkan do’a.
dari buku “Beberapa Nasehat Untuk Keluarga Muslim”. Karya Yusuf Bin Abdullah At-Turki)
www.salafy.or.id

Segala puji bagi Allah. Semoga shalawat dan salam dilimpahkan kepada Rasulullah, para keluarga dan para sahabat beliau, serta kepada orang-orang yang mengikuti jejak dan petunjuk beliau sampai hari pembalasan.
Kepada kuncup-kuncup mekar yang beriman, yang terdidik untuk mempunyai rasa malu, kusampaikan ayat-ayat Al-Qur’an berikut. Karena pembicaraan yang paling baik adalah Kitabullah (Al-Qur’an) dan petunjuk yang paling baik adalah patunjuk Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam.“Dan (ingatlah) ketika luqman berkata kepada anaknya, diwaktu ia memberi pelajaran kepadanya ; ‘Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar suatu kezaliman yang besar.” Dan kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada kedua ibu bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepadaKu dan kepada ibu bapakmu, hanya kepadaKulah kembalimu. Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepadaKu, kemudian hanya kepadaKulah kambalimu, maka Kuberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan. (Luqman berkata): ‘Hai anakku, sesungguhnya jika ada (sesuatu perbuatan) seberat biji sawi, dan berada dalam batu atau di langit atau di dalam bumi, niscaya Allah akan mendatangkannya (mambalasinya). Sesungguhnya Allah Maha Halus lagi Maha Mengetahui.
Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang ma’ruf dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar, dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah). Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri. Dan sederhanalah kamu dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara adalah suara keledai.” (Luqman 13-19).Semoga Allah menumbuhkan anda menjadi tanaman dan tumbuhan yang baik, menjaga anda dan kedua orang tua anda dengan penjagaanNya. Sesungguhnya Allah Maha dekat, Maha mengabulkan, dan Maha mendengarkan do’a.
dari salafy.or.id

Segala puji bagi Allah. Semoga shalawat dan salam dilimpahkan kepada Rasulullah, para keluarga dan para sahabat beliau, serta kepada orang-orang yang mengikuti jalan dan petunjuk beliau sampai hari pembalasan.
Selanjutnya, saya tulis beberapa baris berikut ini untuk setiap ibu yang telah rela menjadikan Allah sebagai Robbnya, Islam sebagai agamanya dan Muhammad s.a.w. sebagai Nabinya, Saya menulisnya dari hati seorang anak yang saat-saat ini sedang merenungi firman Allah:
“Dan Robbmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebik-baiknya, jika salah seorang diantara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan ‘ah’, janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kasih sayang dan ucapkanlah: “wahai Robbku, kasihilah mereka berdua, sebagaimana mereka mendidik aku waktu kecil.” (Al-Isra’: 23-24).
“Dan Kami perintahkan kepada manusia (agar berbuat baik) kepada kedua ibu bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepadaKu dan kedua ibu bapakmu.” (Luqman:14).
Saya menulis baris-baris ini kepada orang yang paling berhak mendapatkan perlakuan baik dariku. Dari Abu Hurairah Radiyallahu ‘anhu berkata: seseorang datang kepada Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam. dan bertanya : “wahai Rasulullah, siapakah orang yang paling berhak mendapatkan perlakuan baik dariku? Beliau menjawab : Ibumu. “tanyanya lagi : “kemudian siapa? Beliau menjawab : ‘Ibumu. ‘tanyanya lagi : ‘kemudian siapa? “Beliau menjawab : ‘Ibumu” kemudian tanyanya lagi : “kemudian siapa? Beliau mejawab : Bapakmu.” (Muttafaq alaih).
Wahai ibuku, bagaimanakah saya harus mengungkapkan perasaan yang terpendam dalam hati ini? Tak ada ungkapan yang lebih benar, yang saya dapatkan, kecuali firman Allah Subhanahu wa ta’ala:
“Katakanlah: ‘wahai Robbku, kasihilah mereka berdua, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil.” (Al-Isra’:24).
“Wahai ibuku, jadilah – semoga Alah memberi petunjuk – seorang yang mu’minah, yang beriman kepada Allah dan para RasulNya. Jadilah seorang yang rela menjadikan Allah sebagai Robbya, Islam sebagai agamanya, dan Muhammad Shalallahu ‘alaihi wassalam sebagai Nabi dan Rasulnya. Dari Al-Abbas bin Abdul Muttalib Radiyallahu ‘anhu bahwa Nabi Shalallahu ‘alaihi wassalam. pernah bersabda:“Telah merasakan nikmatnya iman, orang yang rela menjadikan Allah sebagai Robbnya, Islam sebagi agamanya, dan Muhammad sebagai Rasulnya.” (riwayat Muslim).
Wahai ibuku, hendaklah ibu mempersiapkan diri dengan bekal taqwa kepada Allah Subhanahu wa ta’ala
Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman:“Dan berbekallah, sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah taqwa.” (al-Baqarah:197).
Perhatikanlah Allah setiap saat, baik ibu dalam keadaan sembunyi maupun terang-terangan.
Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman:“Sesungguhnya bagi Allah tidak ada satupun yang tersembunyi di bumi dan tidak (pula) di langit.” (Ali Imran:5).
Wahai ibuku, sinarilah seluruh kehidupan ibu dengan sinar Al-Qur’an dan sunnah Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam karena di dalam keduanya terdapat kebahagiaan di dunia dan akhirat. Dan hindarilah wahai ibuku, dari perbuatan yang mengikuti hawa nafsu, karena Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman :
“Maka apakah orang yang berpegang pada keterangan yang datang dari Robbnya sama dengan orang yang (telah dijadikan oleh syetan) memandang perbuatannya yang buruk itu sebagai perbuatan baik dan mengikuti hawa nafsunya.” (Muhammad:14).Hendaklah akhlak ibu adalah Alqur’an.Dari Aisyah Radiyallahu ‘anha berkata:“Akhlak Nabi adalah alqur’an”.
Wahai ibuku, jadilah suri tauladan yang baik untuk anak-anak ibu, dan berhati-hatilah jangan sampai mereka melihat ibu melakukan perbuatan yang menyimpang dari perintah Allah Subhanahu wa ta’ala . dan RasulNya Shalallahu ‘alaihi wassalam karena anak-anak biasanya banyak terpengaruh oleh ibunya.
Wahai ibuku, jadilah ibu sebagai isteri shalehah yang paling nikmat bagi sang suami, agar anak-anak ibu dapat terdidik dengan pertolongan Allah dalam suatu rumah yang penuh kebahagiaan suami isteri.
Wahai ibuku, saya wasiatkan – semoga Allah menjaga ibu dari segala kejahatan dan kejelekan- agar ibu memperhatikan kuncup-kuncup mekar dari anak-anak ibu dengan pendidikan Islam, karena mereka merupakan amanat dan tanggung jawab yang besar bagi ibu, maka peliharalah mereka dan berilah hak pembinaan mereka.
Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman:“Dan orang-orang yang memelihara amanah dan janjinya.” (Al-Mu’minun:8).Rasulullah saw bersabda: “Setiap kamu adalah pemimpin, dan setiap kamu bertanggungjawab terhadap yang dipimpinnya.” (muttafaq alaih).
Wahai ibuku, hendaklah rumah ibu merupakan contoh yang ideal dan benar bagi rumah keluarga muslim, tidak terlihat di dalamya suatu yang diharamkan dan tidak pula terdengar suatu kemungkaran, sehingga anak-anak- dapat tumbuh dengan penuh keimanan, mempunyai akhlak yang baik, dan jauh dari setiap tingkah laku yang tidak baik.Wahai ibuku, jadilah ibu –semoga Allah memberi taufiq kepada ibu untuk setiap kebaikan- sebagai isteri yang dapat bekerja sama dengan suami ibu dalam memahami problematika dan kesulitan yang dihadapi anak-anak, dan bersama-sama mencarikan upaya penyelesaiannya dengan cara yang benar. Hendaknya ibu bersama bapak mempunyai peranan yang besar dalam memilihkan teman-teman yang baik untuk mereka, dan menjauhkan mereka dari teman-teman yang tidak baik. Perhatikan penjagaan mereka, agar terjauhkan dari sarana yang merusak akhlak mereka, kerena kita sekarang berada pada zaman yang penuh dengan penganjur kerusakan, baik dari golongan manusia maupun dari golongan jin. Perhatikan sungguh-sungguh perkawinan putera-puteri ibu bapak pada masa lebih awal dan bantulah mereka, karena perkawinan itu akan lebih menjaga mata dan keselamatan seksual mereka, dimana Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam telah menunjukkan hal ltu: “Wahai seluruh kaum remaja, barangsiapa diantara kamu telah mempunyai kemampuan maka kawinlah, karena hal itu lebih membantu menahan pandangan mata dan menjaga kelamin. Dan barangsiapa belum mampu, hendaknya berpuasa, karena itu merupakan obat baginya.” (muttafaq alaih).
Wahai ibuku, peliharalah shalat lima waktu pada waktunya masing-masing terutama shalat fajar, Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman: “Sesungguhnya shalat itu adalah kewajiban yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman.” (An-Nisa’:103).
Usahakan untuk selalu khusyu’ dalam shalat. Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman:“Sesunguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, (yaitu) orang-orang yang khusyu’ dalam shalatnya.” (Al-Mu’minun: 1-2).
Dan dengan itu, ibu menjadi suri tauladan yang baik bagi putera-puteri ibu. Wahai ibuku, jadilah suri tauladan yang baik bagi putera-puteri ibu dalam keteguhan memakai pakaian hijab syar’i yang sempurna, terutama tutup wajah. Hal itu sebagai ketaatan kita pada perintah Sang Pencipta langit dan bumi dalam firmanNya:“Hai Nabi, katakanlah kepada para isterimu, puteri-puterimu, para isteri orang-orang mu’min, agar mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah dikenal, karena itu mereka tidak digangu. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Al-Ahzab:59).
Wahai ibuku, handaknya rasa malu merupakan akhlak yang ibu miliki, karena demi Allah malu itu termasuk bagian dari iman.
Dari Ibnu Umar Radiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam. pernah melewati seorang dari kaum Anshar yang sedang menasehati saudaranya tentang rasa malu, kemudian Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam bersabda: “Biarkan dia, karena sesungguhnya malu itu termsuk bagian dari iman.” (Muttafaq alaih).
Wahai ibuku, hendaknya do’a kepada Allah merupakan senjata bagi ibu dalam mengarungi kehidupan ini, dan bergembiralah dengan akan datangnya kebaikan, karena Robb telah menjanjikan kita dengan firmannya: “Dan tuhanmu berfirman: ‘berdo’alah kepadaKu, niscaya akan Ku perkenankan bagimu.” (Al-Mu’min: 60).Dari An-Nu’man bin Basyir Radiyallahu ‘anhu dari Nabi Shalallahu ‘alaihi wassalam bersabda: “Do’a adalah ibadah.” (riwayat Abu Daud, dan Tirmizi, dan katanya: hadist hasan shahih).
Kepada Allah aku memohon agar menjaga ibu dengan penjagaanNya, memelihara ibu dengan pemeliharaanNya, membahagiakan ibu di dunia dan akhirat, dan mengumpulkan kita, ibu-ibu kita, bapak-bapak kita, dan seluruh kaum muslimin dan muslimat di dalam surgaNya yang ni’mat. Sesungguhnya Robbku Maha Dekat, Maha Mengabulkan dan Mendengarkan do’a.

www.salafy.or.id

عن أبي هُرَيْرَةَ قالَ: قال رسولُ الله صلى الله عليه وسلم “مَنْ أفْطَرَ يَوْماً مِنْ رَمَضَانَ منْ غَيْرِ رُخْصَةٍ ولا مَرَضٍ لَمْ يَقْضِ عنهُ صَوْمُ الدّهْرِ كُلّهِ وإنْ صَامَهُ”. رواه الترمذي
Dari Abu Hurairah, dia berkata, Rasulullah Shallallâhu ‘alaihi Wa Sallam bersabda, “Barangsiapa yang berbuka (tidak berpuasa) sehari di bulan Ramadlan tanpa mendapatkan rukhshoh (keringanan) dan juga tanpa adanya sakit, maka seluruh puasa yang dilakukannya selama setahun tidak dapat menimpalinya (membayarnya).” (HR.at-Turmudziy)
عن أبي هُرَيْرَةَ قالَ: قال رسولُ الله صلى الله عليه وسلم “مَنْ أفْطَرَ يَوْماً مِنْ رَمَضَانَ منْ غَيْرِ عِلَّةٍ ولا مَرَضٍ لَمْ يَقْضِهِ صِيَامُ الدّهْرِ كُلّهِ وإنْ صَامَهُ” . ذكره البخاري معلقا
Dari Abu Hurairah, dia berkata, Rasulullah Shallallâhu ‘alaihi Wa Sallam bersabda, “Barangsiapa yang berbuka (tidak berpuasa) sehari di bulan Ramadlan tanpa adanya alasan (’udzur) ataupun sakit, maka seluruh puasa yang dilakukannya selama setahun tidak dapat menimpalinya (membayarnya).” (HR.al-Bukhariy secara Ta’liq)
Diriwayatkan dari Abdullah bin Mas’ud, dia berkata, “Barangsiapa yang berbuka (tidak berpuasa) sehari di bulan Ramadlan tanpa adanya alasan (’udzur), maka tidak ada artinya puasa selama setahun hingga dia bertemu dengan Allah; jika Dia menghendaki, maka Dia akan mengampuninya dan bila Dia menghendaki, maka Dia akan menyiksanya.” (Lihat, Fathul Bâriy, Jld.IV, h.161)
Hadits yang diriwayatkan oleh Abu Umamah al-Bahiliy radliyallâhu ‘anhu, dia berkata, “Aku mendengar Rasulullah Shallallâhu ‘alaihi Wa Sallam bersabda, ‘Tatkala aku sedang tidur, tiba-tiba datang dua orang kepadaku, lantas meraih kedua lengan atasku, kemudian membawaku pergi ke bukit yang terjal. Keduanya berkata, ‘Naiklah.’ Lalu aku berkata, ‘Aku tak sanggup.’ Keduanya berkata lagi, ‘Kami akan membimbingmu supaya lancar.’ Maka akupun naik hingga bilamana aku sudah berada di puncak gunung, tiba-tiba terdengar suara-suara melengking, maka akupun berkata, ‘Suara-suara apa ini?.’ Mereka bekata, ‘Ini teriakan penghuni neraka.’ Kemudian keduanya membawaku pergi, tiba-tiba aku sudah berada di tengah suatu kaum yang kondisinya bergelantungan pada urat keting (urat diatas tumit) mereka, sudut-sudut mulut (tulang rahang bawah) mereka terbelah sehingga mengucurkan darah.’ Aku bertanya, ‘Siapa mereka itu?.’ mereka menjawab, ‘Merekalah orang-orang yang berbuka (tidak berpuasa) sebelum dihalalkannya puasa mereka (sebelum waktu berbuka).’ ” . (HR.an-Nasa`iy, di dalam as-Sunan al-Kubro sebagaimana di dalam buku Tuhfatul Asyrâf, Jld.IV, h.166; Ibn Hibban di dalam kitab Zawâ`id-nya, No.1800; al-Hâkim, Jld.I, h.430 . Dan sanadnya adalah Shahîh. Lihat juga, Kitab Shahîh at-Targhîb wa at-Tarhîb, No.995, Jld.I, h.420)
Demikianlah gambaran yang amat mengenaskan dari azab yang kelak akan dialami oleh mereka-mereka yang melanggar kehormatan bulan suci Ramadlan dan mengejek syi’ar yang suci ini dengan tidak berpuasa di siang bolong secara terang-terangan. Sungguh, mereka akan digantung dari ujung kaki mereka layaknya binatang yang digantung saat akan disembelih dimana posisi kakinya diatas dan kepala di bawah. Ditambah lagi, sudut-sudut mulut mereka juga akan terbelah dan mengucurkan darah. Kondisi tersebut benar-benar menjadi gambaran yang sadis dan mengenaskan.
Apakah setelah itu, mereka yang telah berbuat zhalim terhadap diri mereka sendiri, melanggar kehormatan bulan yang diberkahi ini, tidak mengindahkan kehormatan waktu dan hak Sang Khaliq dan menghancurkan rukun ke empat dari rukun Islam tanpa mau ambil peduli untuk apa mereka sebenarnya diciptakan tersebut, mau menjadikannya sebagai pelajaran berharga?
Ucapan Para Ulama
Sementara para ulama menyatakan bahwa orang yang berbuka (tidak berpuasa) pada bulan Ramadlan tanpa ‘udzur, maka dia telah melakukan salah satu dari perbuatan dosa besar (Kaba`ir).Berikut beberapa ucapan para ulama:
Imam adz-Dzahabiy berkata, “Dosa besar ke-enam adalah orang yang berbuka pada akhir Ramadlan tanpa ‘udzur..” (al-Kabâ`ir:49)
Syaikhul Islam, Ibn Taimiyyah berkata, “Bilamana orang yang muntah dianggap sebagai orang yang diterima ‘udzurnya, maka apa yang dilakukannya adalah boleh hukumnya. Dengan begitu, dia termasuk kategori orang-orang sakit yang harus mengqadla puasa dan tidak termasuk pelaku dosa-dosa besar yang mereka itu berbuka (di bulan Ramadlan) tanpa ‘udzur…” (Majmu’ Fatawa:XXV/225)
al-Quffâl berkata, “…Dan barangsiapa yang berbuka di bulan Ramadlan selain karena jima’ tanpa ‘udzur, maka wajib baginya mengqadla dan menahan diri dari sisa harinya. Dalam hal ini, dia tidak membayar kaffarat (tebusan) namun dia dita’zir oleh penguasa (diberi sanksi yang pas menurut mashlahat yang dipandangnya). Ini adalah pendapat Imam Ahmad dan Daud azh-Zhahiriy…” (Hilyah al-Awliyâ`:III/198)
Syaikh Abu Bakar al-Jazâ`iriy sebagai yang dinukilnya dari Imam adz-Dzahabiy berkata, “…Sebagai yang sudah menjadi ketetapan bagi kaum Mukminin bahwa barangsiapa yang meningglkan puasa bulan Ramadlan bukan dikarenakan sakit atau ‘udzur maka hal itu lebih jelek daripada pelaku zina dan penenggak khamar bahkan mereka meragukan keislamannya dan menganggapnya sebagai Zindiq atau penyeleweng…” (Risalah Ramadlan:66)
Seruan
Sesungguhnya orang-orang yang dengan terang-terangan berbuka (tidak berpuasa) di siang bolong pada bulan Ramadlan sementara kondisi mereka sangat sehat dan tidak ada ‘udzur yang memberikan legitimasi pada mereka untuk tidak berpuasa adalah orang-orang yang sudah kehilangan rasa malu terhadap Allah dan rasa takut terhadap para hamba-Nya, otak-otak mereka telah dipenuhi oleh pembangkangan, hati mereka telah dipermainkan dan disentuh oleh syaithan dan gelimang dosa.Mereka tidak menyadari bahwa dengan tidak berpuasa tersebut, berarti mereka telah menghancurkan salah satu dari rukun-rukun dien ini. Mereka adalah orang-orang yang fasiq, kurang iman dan rendah derajat. Kaum Muslimin akan memandang mereka dengan pandangan hina. Mereka termasuk para pelaku maksiat yang besar dan kelak di hari Kiamat, siksaan Allah Yang Maha Perkasa Lagi Kuasa telah menunggu mereka.Semoga Allah menjauhkan kita dari hal itu, nau’ûdzu billâhi min dzâlik. Wallahu a’lam.
(Diambil dari buku ash-Syiyâm; Ahkâm Wa Adâb karya Prof.Dr.Syaikh ‘Abdullah ath-Thayyar, h.109-111)

Untuk penyejuk hati………….
Di setiap pelosok negeri perbuatan mungkar semakin banyak kita jumpai,terus makin banyak dalam dalam berbagai bentuknya dan makin beraneka dalihnya. Wanita semakin berani dan tanpa malu membuka auratnya. tubuhnya ditonjol-tonjolkan,pergaulan bebas muda-mudi bertambah mencolok. semua itu berjalan melanda negara demi negara, tanpa satupun negara dapat mengelak.Sebabnya ialah, karena sampai hari ini kita belum menemukan pintu ke arah perbaikan dan kita tidak tahu jalannya.Wahai Ukhti…
Pintu perbaikan ada dihadapanmu. Kunci pintu itu ada di tanganmu. Jika engkau meyakininya dan engkau berusaha memasuki pintu itu, maka keadaan akan berubah dan menjadi baik.Engkau benar ukhti, bahwa kaum prialah yang pertama melangkah menempuh jalan dosa, tetapi ingat, bahwa tanpa kerelaanmu dan tanpa kelunakan sikapmu, mereka tidak akan berkeras melangkah maju. Engkau membuka pintu kepadanya untuk masuk.Engkau berkata kepada pencuri : “Silakan masuk…” dan setelah engkau kecurian barulah engkau sadar, barulah engkau berteriak minta tolong.Kalau engkau tahu bahwa laki-laki itu serigala dan engkau domba, pasti engkau akan lari, seperti larinya domba dalam ancaman, cengkeraman dan dengusan berliur moncong serigala.Kalau engkau sadar, bahwa semua laki-laki itu adalah pencuri, pasti engkau akan bersikap hati-hati dan selalu menjaga diri seperti waspadanya seorang kikir menghadapi pencuri.
Kalau yang dikendaki serigala dari domba adalah dagingnya, maka yang diinginkan laki-laki lebih dari itu. Laki-laki menginginkan lebih dari sekedar daging domba dan bagimu jauh lebih buruk dari sekedar kematian domba itu.
Laki-laki menghendaki yang paling berharga darimu, yaitu harga diri dan kehormatanmu. Nasib seorang gadis yang direnggut kehormatannya lebih menyedihkan daripada nasib seekor domba yang dimakan serigala.Wahai Ukhti….Demi Allah, apa yang dikhayalkan oleh pemuda ketika ia melihat gadis ialah telanjang di hadapannya tanpa busana.Dan “Demi Allah, jangan percaya pada sebagian omongan laki-laki, bahwa mereka memandangmu karena akhlak dan adabnya. Berbicara denganmu seperti sahabat dan apabila mencintainya hanyalah sebagai teman akrab”. Bohong.. demi Allah ia bohong.
Apabila mendengar sendiri percakapan antara mereka, engkau akan takut dan ngeri.Tidak akan ada seorang pria melontarkan senyumannya kepadamu, berbicara dengan lembut dan merayu, memberikan bantuan dan pelayanan kepadamu, kecuali akan ada maksud-maksud tertentu. Setidak-tidaknya isyarat bagi dirinya bahwa itu adalah langkah awal.
Apa sesudah itu wahai ukhti?Renungkanlah!Kalian berdua, bersama-sama berkencan, menikmati kelezatan yang sebentar engkau rasakan, sesudah itu, dia lupa dan pergi meninggalkan kamu.Dan engkau?… sungguh akan merasakan pahitnya dari pertemuan yang sebentar itu untuk selama-lamanya.Dia pergi dengan diam-diam meninggalkanmu, mencari mangsa baru untuk dirayu dan diterkam lagi kegadisannya. Sambil dia mencari dan menikmati mangsa baru, engkau pelan-pelan merasakan sesuatu yang berat mengganjal perutmu. Engkau sedih dan muram. Engkau bingung dan gelisah.
Laki-laki yang membesarkan perutmu itu tidak dituntut atau dihukum oleh masyarakat zalim, bahkan diberi ampun dan bebas.
Tapi engkau…?Engkau akan terus kecewa dan terus dihina sepanjang umurmu. Masyarakat tidak akan mengampuni dosamu.Wahai ukhti….Laki-laki yang baik dan shaleh, akan datang kepadamu, dengan segala kerendahan hati, memohonkan maaf, menawarkan kepadamu hubungan yang halal dan terhormat. Ia datang untuk meminang dan mengawinimu.Seorang gadis betapapun tinggi kedudukannya, betapapun banyak hartanya, betapa hebat ketenaran dan pengaruhnya, dia pasti juga mempunyai cita-cita :“Mencapai kebahagiaan yang tinggi yaitu bersuami, menjadi istri yang shaleh, terhormat dan ibu rumah tangga yang baik……”
Disarikan dari :Ali AtthontowiYa binti waya ibnii

Tiap aku bangun pagi.....yang ada di kepalaku cuma ada satu kata.......home........
aku lagi hummy banget, palagi mau lebaran. Belum bisa mudik, perusahaan kayak ga tau aja kalo karyawannya dateng dari tempat yang nun jauh di sana. Hixs...hixs....aku pengen pulang....kembali ke.....
tempat di mana aku belajar tentang arti kehidupan
tempat dimana aku mendapatkan kasih sayang yang tulus dari kedua orang tuaku
tempat dimana aku belajar mengenal dunia dan isinya
tempat di mana aku mulai mengenal cinta...
tempat dimana aku menjadi yang sekarang ini
i just want to go home.................dah ga da koma lagi!!!!!!!!!!!!!!!!!!

Komedo memang tidak terlalu mengganggu penampilan bila dibandingkan jerawat. Tetapi, kotorannya dapat menyumbat kulit wajah dan menjadi awal masalah pada kulit. Komedo lebih sering menghiasi hidung dan mengurangi keindahan wajah dan wanita biasanya memencet komedo untuk menghilangkannya. Justru cara tersebut akan membuat kulit merah dan meradang, apabila menggunakan alat yang akan membuat kotorannya semakin menyumbat.Ada cara yang sehat dan alami yaitu menggunakan telur ayam atau telur puyuh. Pisahkan putih telur dari kulitnya kemudian kocok hingga berbusa. Ambil selembar kapas dan oleskan putih telur hingga merata pada kapas dan tempel ke bagian hidung yang dipenuhi komedo. Ketika kapas ditarik setelah mengering, komedo otomatis akan terangkat.

mama, thank you for who i am
thank you for all the things i'm not
forgive me for the words unsaid
for the times i forgot
mama remember all my life
you showed me love, you sacrified
think of those young and early days
how i've changed a long the way (along the way)
Chorus:
and i know you believed
and i know you had dreams
and i'm sorry it took all this time to see
that i am where i am because of your thruth
and i miss you, yeah i miss you
mama forgive the time s you cried
forgive me for not making right
all of the storms i may have caused
and i've been wrong. dry your eyes (dry your eyes)
Chorus:
mama i hope this make you smile
i hope you're happy with my life
at peace with every choice i made
how i've changed along the way (along the way)
and i know you believed ini all of my dreams
and i owe it all to you, mama

Srooooooot............mataku berkaca-kaca mendengarkan lagu ini (II Divo-Mama) entah apa yang merasukiku, aku menjadi begitu cengeng akhir-akhir ini.
ibu.......mmmmm, teringat jelas raut wajahnya.......
matanya yang sayu dan mengecil dengan keriput-keripu di kantong matanya.
ibu.......dia yang berjuang begitu keras untuk masa depanku. untuk apa yang kuraih pada hari ini. ibu.........mulutnya yang selalu tertutup, terdiam walau cobaan hidup apapun yang sedang menimpanya. dan mulutnya yang selalu merekahkan senyum ketika melihat anak-anaknya, walaupun pikiran berat apapun yang sedang melandanya.
ibu........inilah aku, putramu yang tidak ingin mengecewakanmu. berbuat semampuku supaya semua penderitaanmu dulu terbalaskan. putramu yang selalu ingin melihat senyummu yang tertulus. putramu yang ingin melihat engkau bahagia karena aku bahagia.
ibu.........takkan henti aku berterima kasih atas cintamu. atas pengorbananmu. atas omelanmu yang pernah membuatku sakit hati, namun pasa kenyataannya itulah yang benar. terima kasih atas kepercayaanmu terhadap pilihanku sehingga aku menjadi anak yang mandiri. terima kasih karena engkau mengajarkan bahwa tiada cobaan apapun yang akan menghancurkan, asalkan kita percaya. terima kasih karena engkau mengajarkan aku untuk selalu memiliki hati yang bersih, jauh dari dengki, dan iri hati apalagi melukai makhluk hidup.
ibu........maafkan aku karena pernah mengecewakanmu. karena menjadi seseorang yang tidak sempurna di balik semua harapanmu yang sempurna untukku. maafkan aku karena aku tidak selalu berada di sana untukmu. dan jika suatu hari nanti aku menemukan orang yang tepat, semoga wanita yang akan mencintaiku.........akan mencintaimu dan engkau pun akan mencintainya bagai anakmu sendiri. percayalah ibu.......apapun aku, bagaimanapun jadinya aku......engkau merupakan guru terbaik untukku. engkau merupakan sahabat terbaik bagiku. dan engkau adalah ibuku........
i love you now and for the rest of my life
mom, you are the greatest guardian angel sent from above

Ummi tercinta, maafkan aku........Telah banyak kata-kata kasarku yang melukai perasaanmu.


Ummi yang baik, maafkan aku jika tak ada waktu lagi untuk mendengarkan keluh kesahmu, memijatmu ketika kelelahan. Satu hal yang aku sesalkan adalah berhenti mengajarimu membaca Al-Quran.


Ummi, ada bening menemaniku saat mengingatmu. bukannya aku cengeng ummi, tapi biarlah sesekali bening air mata ini membasahi keringnya kerinduan dalam jiwa.


Ummi, hanya secumbu kecupan di pipi kiri dan kananku saat aku meninggalkanmu untuk belajar hidup mandiri di kota Jember. Saat itu kulihat sosok keteguhanmu di balik pandangan matamu yang berkaca-kaca karena perpisahan. yakinlah ummi, perpisahan ini hanya sementara, dan hanya akan menambah manis dan wanginya kerinduan dalam jiwa.


Ummi, keridhaanmu menjadi peneguh dalam perantauan ini. Keikhlasanmu menguatkan kesabaran dalam perjuangan ini.


Ummi, percayalah takkan kubiarkan hari tuamu menyendiri di panti jompo. Aku tahu ummi, itu adalah kedurhakaan yang amat besar. Engkau adalah pintu surgaku di dunia ini, karena itulah Allah melebihkanmu dalam Birrul Walidain daripada laki-laki.


Ummi.......memang jasamu tiada terbatas walau kusucikan dirimu dengan banjiran keringat dan air mata.


Satu hal yang kupinta ummi.........sembahlah Allah saja dan jauhilah segala kesyirikan, bagiku itu lebih dari cukup