Ummi tercinta, maafkan aku........Telah banyak kata-kata kasarku yang melukai perasaanmu.


Ummi yang baik, maafkan aku jika tak ada waktu lagi untuk mendengarkan keluh kesahmu, memijatmu ketika kelelahan. Satu hal yang aku sesalkan adalah berhenti mengajarimu membaca Al-Quran.


Ummi, ada bening menemaniku saat mengingatmu. bukannya aku cengeng ummi, tapi biarlah sesekali bening air mata ini membasahi keringnya kerinduan dalam jiwa.


Ummi, hanya secumbu kecupan di pipi kiri dan kananku saat aku meninggalkanmu untuk belajar hidup mandiri di kota Jember. Saat itu kulihat sosok keteguhanmu di balik pandangan matamu yang berkaca-kaca karena perpisahan. yakinlah ummi, perpisahan ini hanya sementara, dan hanya akan menambah manis dan wanginya kerinduan dalam jiwa.


Ummi, keridhaanmu menjadi peneguh dalam perantauan ini. Keikhlasanmu menguatkan kesabaran dalam perjuangan ini.


Ummi, percayalah takkan kubiarkan hari tuamu menyendiri di panti jompo. Aku tahu ummi, itu adalah kedurhakaan yang amat besar. Engkau adalah pintu surgaku di dunia ini, karena itulah Allah melebihkanmu dalam Birrul Walidain daripada laki-laki.


Ummi.......memang jasamu tiada terbatas walau kusucikan dirimu dengan banjiran keringat dan air mata.


Satu hal yang kupinta ummi.........sembahlah Allah saja dan jauhilah segala kesyirikan, bagiku itu lebih dari cukup

0 Comments:

Post a Comment