Teruntuk Ukhti...

Untuk penyejuk hati………….
Di setiap pelosok negeri perbuatan mungkar semakin banyak kita jumpai,terus makin banyak dalam dalam berbagai bentuknya dan makin beraneka dalihnya. Wanita semakin berani dan tanpa malu membuka auratnya. tubuhnya ditonjol-tonjolkan,pergaulan bebas muda-mudi bertambah mencolok. semua itu berjalan melanda negara demi negara, tanpa satupun negara dapat mengelak.Sebabnya ialah, karena sampai hari ini kita belum menemukan pintu ke arah perbaikan dan kita tidak tahu jalannya.Wahai Ukhti…
Pintu perbaikan ada dihadapanmu. Kunci pintu itu ada di tanganmu. Jika engkau meyakininya dan engkau berusaha memasuki pintu itu, maka keadaan akan berubah dan menjadi baik.Engkau benar ukhti, bahwa kaum prialah yang pertama melangkah menempuh jalan dosa, tetapi ingat, bahwa tanpa kerelaanmu dan tanpa kelunakan sikapmu, mereka tidak akan berkeras melangkah maju. Engkau membuka pintu kepadanya untuk masuk.Engkau berkata kepada pencuri : “Silakan masuk…” dan setelah engkau kecurian barulah engkau sadar, barulah engkau berteriak minta tolong.Kalau engkau tahu bahwa laki-laki itu serigala dan engkau domba, pasti engkau akan lari, seperti larinya domba dalam ancaman, cengkeraman dan dengusan berliur moncong serigala.Kalau engkau sadar, bahwa semua laki-laki itu adalah pencuri, pasti engkau akan bersikap hati-hati dan selalu menjaga diri seperti waspadanya seorang kikir menghadapi pencuri.
Kalau yang dikendaki serigala dari domba adalah dagingnya, maka yang diinginkan laki-laki lebih dari itu. Laki-laki menginginkan lebih dari sekedar daging domba dan bagimu jauh lebih buruk dari sekedar kematian domba itu.
Laki-laki menghendaki yang paling berharga darimu, yaitu harga diri dan kehormatanmu. Nasib seorang gadis yang direnggut kehormatannya lebih menyedihkan daripada nasib seekor domba yang dimakan serigala.Wahai Ukhti….Demi Allah, apa yang dikhayalkan oleh pemuda ketika ia melihat gadis ialah telanjang di hadapannya tanpa busana.Dan “Demi Allah, jangan percaya pada sebagian omongan laki-laki, bahwa mereka memandangmu karena akhlak dan adabnya. Berbicara denganmu seperti sahabat dan apabila mencintainya hanyalah sebagai teman akrab”. Bohong.. demi Allah ia bohong.
Apabila mendengar sendiri percakapan antara mereka, engkau akan takut dan ngeri.Tidak akan ada seorang pria melontarkan senyumannya kepadamu, berbicara dengan lembut dan merayu, memberikan bantuan dan pelayanan kepadamu, kecuali akan ada maksud-maksud tertentu. Setidak-tidaknya isyarat bagi dirinya bahwa itu adalah langkah awal.
Apa sesudah itu wahai ukhti?Renungkanlah!Kalian berdua, bersama-sama berkencan, menikmati kelezatan yang sebentar engkau rasakan, sesudah itu, dia lupa dan pergi meninggalkan kamu.Dan engkau?… sungguh akan merasakan pahitnya dari pertemuan yang sebentar itu untuk selama-lamanya.Dia pergi dengan diam-diam meninggalkanmu, mencari mangsa baru untuk dirayu dan diterkam lagi kegadisannya. Sambil dia mencari dan menikmati mangsa baru, engkau pelan-pelan merasakan sesuatu yang berat mengganjal perutmu. Engkau sedih dan muram. Engkau bingung dan gelisah.
Laki-laki yang membesarkan perutmu itu tidak dituntut atau dihukum oleh masyarakat zalim, bahkan diberi ampun dan bebas.
Tapi engkau…?Engkau akan terus kecewa dan terus dihina sepanjang umurmu. Masyarakat tidak akan mengampuni dosamu.Wahai ukhti….Laki-laki yang baik dan shaleh, akan datang kepadamu, dengan segala kerendahan hati, memohonkan maaf, menawarkan kepadamu hubungan yang halal dan terhormat. Ia datang untuk meminang dan mengawinimu.Seorang gadis betapapun tinggi kedudukannya, betapapun banyak hartanya, betapa hebat ketenaran dan pengaruhnya, dia pasti juga mempunyai cita-cita :“Mencapai kebahagiaan yang tinggi yaitu bersuami, menjadi istri yang shaleh, terhormat dan ibu rumah tangga yang baik……”
Disarikan dari :Ali AtthontowiYa binti waya ibnii

0 Comments:

Post a Comment