Metrotvnews.com, Jakarta: Mantan Presiden Soeharto, Ahad (27/1) hari ini, pukul 13.10 WIB wafat. Kepastian itu disampaikan oleh Tim Dokter Kepresidenan dalam konferensi persnya sekitar pukul 13.30 WIB. "Mudah-mudahan arwah beliau diterima di sisi Allah," kata Ketua Tim Dokter Kepresidenan Dokter Mardjo Soebiandono. Dokter Mardjo didampingi anggota Tim Dokter Kepresidenan dan anak-anak mantan Presiden Soeharto. Sesaat setelah pernyataan itu, salah satu anak mantan Presiden Soeharto, Siti Hardiyanti Rukmana, menyampaikan keterangan sembari sesenggukan. "Mewakili keluarga saya mengucapkan terima kasih atas doa semua pihak selama ini," kata Mbak Tutut.Sebelum wafat, mantan pemimpin Orde Baru itu kondisinya sangat kritis. Sejak pagi terjadi kegagalan multifungsi pada jantung, paru-paru, ginjal hingga usus atau pencernaan. Bahkan, menurut keterangan Tim Dokter Kepresidenan dalam konferensi persnya pukul 10.00 WIB, ini merupakan kondisi terburuk selama mantan presiden berusia 87 tahun itu dirawat di Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP), Jakarta Selatan, sejak 4 Januari 2008.Menurut Ketua Tim Dokter Kepresidenan Dokter Mardjo Soebiandono, tanda-tanda penurunan itu sudah nampak pukul 01.00 WIB. Saat itu keadaan umum kesehatan pria berusia 87 tahun itu menuruh. Bahkan, terjadi sesak nafas yang diikuti tekanan darah yang terus menurun. Untuk memulihkan kondisi, tim dokter segera melakukan tindakan, antara lain, mengambilalih 100 persen pernafasan dengan ventilator. "Karena pernafasannya dangkal," kata Dokter Mardjo.Sebelum wafat, tekanan darah suami almarhumah Siti Hartinah itu antara 60 per 25 hingga 70 per 30 milimeter air raksa. Sejak masuk RSPP, 4 Januari lalu, kondisi kesehatan mantan Presiden Soeharto selalu naik-turun. Setelah pekan lalu membaik, hari ini kondisi pasien kembali memburuk, bahkan sangat kritis. Ini merupakan kegagalan multifungsi yang kedua sejak 13 Januari lalu juga mengalami hal yang serupa. Kegagalan multifungsi ditandai dengan memburuknya fungsi jantung, paru-paru, ginjal dan usus.Pada 19 Januari, kondisi sempat membaik dengan mulai dikuranginya asupan oksigen. Selain juga dibuat lubang pernafasan di leher atau tracheostomi. Kondisi organ terus membaik meski empat hari sebelumnya sempat terkena infeksi sistemik. Kondisi terburuk terjadi pada 13 Januari lalu ketika hampir seluruh fungsi organya mengalami kemunduran. Paru-parunya kembali digenangi air, jantungnya tidak bekerja dengan baik, sementara fungsi ginjalnya masih diambilalih oleh peralatan hemodialisa.(DOR) T_T damai

0 Comments:

Post a Comment