Cita-citaku


Saya di lahirkan sebagai laki-laki. Tumbuh menjadi dewasa juga dalam lingkungan laki-laki. Saya hendak berbicara tentang cita-citaku. Cita-citaku teramat banyak kalau dirunut sedari kecil. Menjadi pahlawan, mendapatkan istri yang cantik, menjadi ilmuwan, meraih gelar dokter, menjadi orang yang berjasa, selalu bisa membantu orang lain adalah sebagian, ya...sebagian cita-citaku. Dan itu tidak terlepas dari pola pergaulan masa kecilku.

Namanya juga cita-cita, ada yang tercapai disamping cita-cita yang menguap begitu saja. Dan kini, ternyata koleksi cita-cita itu tak berkurang , bahkan semakin menggunung. Semakin hari semakin bertambah.

Kini saya punya cita-cita "baru". Sebenarnya sudah lama ada, cuma cita-cita itu kini serasa terlahir kembali. Begitu dekat begitu hangat menghujam dalam kalbu. Aku ingin menghadap Allah dengan hati yang selamat, bersih dari noda syirik dan sirik. Aku betul-betul mendambakan hati yang suci dari berbagai penyakit.

Untuk itu saya ingin mendapat teman-teman yang bisa bersinergi dan saling berbagi. Rindu rasanya bertemu ustadz yang bisa membimbing dan memberi nasihat sembari menebar contoh kebaikan. Aku berharap bisa tinggal di tempat yang sejuk, sesejuk hati orang-orang yang ada di sekitarku.

Karena itu pulalah, saya sebagai manusia biasa jika selama ini ada salah dan khilaf, kiranya sudi memaafkan. Doa dan bantuannyajua kuharap agar cita-citaku ini bisa terkabul. Karena saya, dan kita semua, sadari bahwa hati yang selamat adalah bekal utama bertemu dengan Sang Pencipta.

"Hari di mana tidaklah bermanfaat harta dan anak-anak, kecuali yang menemui Allah dengan hati yang selamat...."


Teruntuk ustadz Abu Hamzah di Saudi, ustadz-ustadz di Pondok Tho'ifah Kediri, Ustadz Ayub di Jember, terima kasih atas segala nasihat indahnya, jazakumullahu khairan. Semoga Allah menjaga antum dan keluarga

0 Comments:

Post a Comment