Segala puji bagi Allah yang telah mengutus Rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama yang benar untuk dimenangkan di atas semua agama. Shalawat dan salam semoga terlimpah kepada Rasul akhir zaman dan teladan umat manusia dalam menggapai kebahagiaan dan menghindarkan diri dari kebinasaan. Amma ba’du.

Kaum muslimin -semoga selalu dirahmati Allah-, sesungguhnya bahaya yang sangat besar tengah mengancam kaum muslimin di negeri kita ini. Berbagai macam upaya dilancarkan oleh musuh-musuh Islam untuk merongrong keutuhan umat Islam. Mereka berupaya mencabut kaum muslimin dari akar dan jantung kehidupan mereka. Mereka bekerja keras untuk menjauhkan umat Islam dari ajaran Islam yang murni yaitu tauhid dan tuntunan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Mereka bekerja keras untuk menyebarkan agama dan pemikiran mereka yang batil agar kaum muslimin ikut terseret dalam kesesatan mereka. Allah ta’ala berfirman yang artinya, "Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka." (QS. Al-Baqarah: 120)
Allah ta’ala juga berfirman yang artinya, "Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu sebagai agama bagimu." (QS. Al Maa-idah: 3)

Oleh sebab itu, Allah menjamin kerugian bagi siapa saja yang mencari agama selain Islam. Allah ta’ala berfirman yang artinya, "Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi." (QS. Ali Imron: 85)

Pengertian Murtad
Murtad berasal dari kata irtadda yang artinya raja’a (kembali), sehingga apabila dikatakan irtadda ‘an diinihi maka artinya orang itu telah kafir setelah memeluk Islam. (lihat Mu’jamul Wasith, 1/338). Perbuatannya yang menyebabkan dia kafir atau murtad itu disebut sebagai riddah (kemurtadan). Secara istilah makna riddah adalah: menjadi kafir sesudah berislam. Allah ta’ala berfirman yang artinya, "Barangsiapa yang murtad di antara kamu dari agamanya, lalu dia mati dalam kekafiran, maka mereka itulah yang sia-sia amalannya di dunia dan di akhirat, dan mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya." (QS. Al-Baqarah : 217) (Lihat At-Tauhid li Shaffits Tsaalits ‘Aliy, hal. 32). Kemurtadan (riddah) akan menghapuskan amal perbuatan seseorang. Jika orang yang murtad tersebut bertaubat maka amalnya akan menjadi baru seperti semula. Namun jika dia mati sebelum bertaubat, maka dia termasuk penghuni neraka dan akan kekal di dalamnya. (Aysarut Tafasir, Abu Bakr Jabir Al Jazairi).

Macam-Macam Kemurtadan

1. Murtad karena ucapan
Seperti contohnya ucapan mencela Allah ta’ala atau Rasul-Nya, menjelek-jelekkan malaikat atau salah seorang rasul. Atau mengaku mengetahui ilmu gaib, mengaku sebagai Nabi, membenarkan orang yang mengaku Nabi. Atau berdoa kepada selain Allah, beristighotsah (meminta dihilangkan kesusahan yang sedang menimpa, pen) kepada selain Allah dalam urusan yang hanya dikuasai Allah atau meminta perlindungan kepada selain Allah dalam urusan semacam itu.

2. Murtad karena perbuatan
Seperti contohnya melakukan sujud kepada patung, pohon, batu atau kuburan dan menyembelih hewan untuk diperembahkan kepadanya. Atau melempar mushaf di tempat-tempat yang kotor, melakukan prkatek sihir, mempelajari sihir atau mengajarkannya. Atau memutuskan hukum dengan bukan hukum Allah dan meyakini kebolehannya.

3. Murtad karena keyakinan
Seperti contohnya meyakini Allah memiliki sekutu, meyakini khamr, zina dan riba sebagai sesuatu yang halal. Atau meyakini bahwa sholat itu tidak diwajibkan dan sebagainya. Atau meyakini keharaman sesuatu yang jelas disepakati kehalalannya. Atau meyakini kehalalan sesuatu yang telah disepakati keharamannya.

4. Murtad karena keraguan
Seperti meragukan sesuatu yang sudah jelas perkaranya di dalam agama, seperti meragukan diharamkannya syirik, khamr dan zina. Atau meragukan kebenaran risalah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam atau para Nabi yang lain. Atau meragukan kebenaran Nabi tersebut, atau meragukan ajaran Islam. Atau meragukan kecocokan Islam untuk diterapkan pada zaman sekarang ini (Lihat At-Tauhid li Shaffits Tsaalits ‘Aliy, hal. 32-33)

Mengenal Dr. Peter Youngren
Dr. Peter Youngren ialah seorang penginjil dari Kanada. Dia telah melakukan perjalanan penginjilan ke lebih dari 85 negara di dunia. Di Indonesia, dia telah mengadakan Festival Penyembuhan di berbagai kota, seperti Semarang, Bandung dan Manado. Dia juga telah melatih lebih dari 110 ribu pendeta dan pemimpin dalam seminar ‘Global Harvest Praise’. Tentang penyembuhan atau mukjizat yang ditawarkannya, dia mengatakan, “Kita menawarkan hidup baru dalam Kristus. Saya percaya bahwa setelah mereka terima Kristus mereka akan mengerti bahwa mereka harus pergi ke gereja.” (Bethanygraha.org dan Wikipedia). Dia juga mengatakan, “Saya sudah berkunjung ke banyak negara selama 30 tahun. Baik negara dengan penduduk Hindu, Islam, Budha, sampai penganut atheis sekalipun dan responnya cukup positif,” (Denpost).
Kaum muslimin, yang semoga senantiasa mendapat taufiq dari Allah, di antara program kunjungan Dr. Peter Youngren adalah rencana kedatangannya di kota Yogyakarta pada hari Rabu, 30 Mei 2007 sampai dengan hari Sabtu, 2 Juni 2007 di Stadion Mandala Krida Yogyakarta. Tema Acara ini adalah Jogja Festival 2007 yang berisi acara pengobatan/penyembuhan massal yang diiringi dengan kebaktian rohani.
Membongkar Kedok Pemurtadan di Balik Pengobatan Dr. Peter Youngren
Kaum muslimin, yang semoga senantiasa mendapat taufiq dari Allah, keimanan seorang muslim terhadap Allah dan Rasul-Nya, Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam tidaklah boleh ada keragu-raguan sedikit pun di dalamnya. Allah ta'ala berfirman yang artinya, "Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu hanyalah orang-orang yang percaya (beriman) kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjuang (berjihad) dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah, mereka itulah orang-orang yang benar." (QS. Al-Hujurat: 15)
Seorang muslim haruslah yakin bahwa Allah adalah satu-satunya sesembahan yang berhak untuk disembah dan sesembahan selain Allah adalah batil.
Dalam suatu wawancara, Dr. Peter Youngren pernah ditanya, "Seringkali orang Kristen memiliki suatu konsep yang salah dalam hal bersaksi tentang Kristus kepada orang lain yaitu dengan cara membawa orang ke gereja atau menjadikan dia Kristen dan bukan memberitakan Kristus kepada orang tersebut. Apakah pendapat Bapak tentang hal ini?" Kemudian ia menjawab, "Kita tidak pernah meminta orang-orang untuk menjadi Kristen tetapi menjadikan mereka orang yang percaya kepada Yesus (Jesus’ believers). Bukan merubah agama orang itu. Yesus dan Petrus sendiri tidak pernah menggunakan istilah Kristen untuk orang percaya. Saya juga tidak gunakan istilah ini. Kalau hal ini terjadi maka kita akan disangka mengkristenkan mereka. Kita menawarkan hidup baru dalam Kristus. Saya percaya bahwa setelah mereka terima Kristus mereka akan mengerti bahwa mereka harus pergi ke gereja." (Bethanygraha.org). Dalam festival penyembuhan massal yang dilakukannya, dia juga menyatakan, "Saya doakan mereka secara umum dan dalam doa kesembuhan itu saya ucapkan apa yang Yesus telah lakukan." Ia juga menyatakan, "Kesembuhan massal didasarkan pada penanganan Tuhan secara pribadi dengan umat-Nya, juga iman si individu di dalam Kristus. Tetapi itu semua terjadi pada waktu yang bersamaan." (Bethanygraha.org).
Dari ucapan di atas, dapat diketahui bahwa Dr. Peter Youngren ingin agar setiap orang (pemeluk agama selain Nashrani) percaya pada Yesus atau beriman kepadanya. Setelah mereka beriman kepadanya barulah dia akan terseret masuk ke gereja (alias ?murtad' secara perlahan-lahan). Dan seseorang tidaklah mungkin menjadi sembuh dari sakitnya dalam acara festival tersebut kecuali setelah sebelumnya ia yakin (beriman) pada Yesus yang dengan ini dapat membuatnya keluar (murtad) dari Islam.
Dr. Peter Youngren juga telah mengelabui kaum muslimin dengan memberi nama acara pengobatan massal yang dia lakukan dengan nama 'Festival' semacam Jogja Festival, Bandung Festival, atau Balikpapan Festival. Padahal di dalam acara festival pengobatan massal tersebut diiringi pula dengan acara peribadatan ala Nashrani (kebaktian rohani) yaitu diiringi dengan lagu-lagu kidung rohani versi Nashrani. Mengapa dia tidak menamai acara tersebut dengan Kebaktian Rohani Kristen saja[?!] Malah umat Islam dikelabui dengan Festival yang seolah-olah terbuka untuk semua umat beragama. Ada apa di balik itu semua?!
Dalam suatu wawancara, Dr. Peter pernah ditanya, "Mengapa dalam ibadah kesembuhan anda menyebutnya sebagai Festival dan bukan Crusade atau Revival Meetings (KKR-Kebaktian Kebangunan Rohani-).” Ia menjawab, "Kata Crusade (KKR) adalah kata yang melukai saudara sepupu kita dari agama lain (maksudnya adalah umat islam, pen), sedangkan kata Revival tidak kita gunakan dalam ibadah kita. Kita menyebutnya Festival atau Celebration (perayaan). Misalkan kalau diadakan di Surabaya, kami menyebutnya di poster sebagai Surabaya Festival bukan Jesus Festival atau Festival Injil. Ini sama sekali tidak memberikan kesan agamawi. Orang bertanya apa ini? Mereka tidak tahu dan datang menghadirinya. Kita bahkan tidak gunakan lambang gereja seperti salib dan sebagainya. Ada yang bertanya kepada saya apakah saya telah berkompromi? Kita tidak berkhotbah di poster atau di iklan tetapi kita berkhotbah di festival. Setelah mereka ada di festival, baru kita sampaikan Injil kepada mereka." (Bethanygraha.org).
Kaum muslimin, yang semoga senantiasa mendapat taufik dari Allah, bentuk pemurtadan yang lain dalam acara festival tersebut adalah ditujukannya suatu ibadah kepada selain Allah. Padahal memalingkan suatu ibadah kepada selain Allah termasuk kesyirikan. Dan di antara bentuk ibadah yang paling agung adalah do'a, sebagaimana Rasulullah shallallahu ?alaihi wa sallam bersabda, "Do'a adalah ibadah." (HR.Tirmidzi, hasan shohih). Apabila seseorang berdo'a kepada selain Allah (seperti berdo'a kepada Yesus, jin, mayit, atau bahkan kepada para Nabi yang telah wafat) maka ia telah berbuat kesyirikan dan pelakunya adalah kafir (keluar dari Islam). Demikian pula orang yang meridhoi perbuatan kesyirikan dan tidak membencinya, maka ia juga telah kafir.

Himbauan
Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Balikpapan, mengeluarkan fatwa terkait pelaksanaan 'Balikpapan Festival 2003', yang dilaksanakan pada tanggal 1-5 Oktober 2003 di Gelora Patra, dengan menghadirkan pembicara utama Pdt. Peter Youngren dari Kanada. Ketua komisi Fatwa MUI Balikpapan mengatakan, "Jadi kalau ada umat Islam yang menghadiri acara ritual itu dan meyakini bahwa pengobatan yang diberikan Peter Youngren bakal membawa kesembuhan, maka bisa digambarkan bahwa keyakinan yang bersangkutan mulai goyah. Bahkan condong ke arah kemurtadan." (Kaltim Post, Cybernews, Rabu 1 Oktober 2003)
Oleh sebab itu, kami juga menghimbau kepada seluruh lapisan masyarakat muslim untuk tidak hadir dalam acara-acara tersebut, meskipun mereka mengatakan bahwa apa yang mereka lakukan bukanlah kristenisasi. Karena tentu saja kalau acara kekufuran itu disebut kristenisasi niscaya tidak ada seorang pun di antara kaum muslimin yang mau menghadirinya. Inilah tipu muslihat mereka untuk menjerat kaum muslimin!
Wajib bagi kaum muslimin untuk mengingkari acara-acara semacam ini sesuai dengan kemampuannya. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Barangsiapa di antara kalian yang melihat kemungkaran, hendaklah ia merubah dengan tangannya, apabila tidak sanggup maka dengan lisannya, apabila tidak sanggup maka dengan hatinya. Dan yang demikian itu adalah selemah-lemah iman." (HR. Muslim). Jadi hendaknya setiap kaum muslimin juga melarang anggota keluarga, saudara, kerabat, dan tetangganya untuk tidak manghadiri acara pemurtadan berkedok pengobatan/penyembuhan massal tersebut.
Sikap Seorang Muslim Dalam Menghadapi Musibah
Kaum muslimin -semoga Allah senantiasa memberikan taufik kepada kita- dalam hidup di dunia ini tentunya kita tidak akan lepas dari berbagai macam cobaan. Allah berfirman yang artinya, "Apakah manusia mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: 'kami telah beriman', sedang mereka tidak diuji? Dan sesungguhnya kami telah menguji orang-orang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta." (QS. Al-Ankabut: 2-3)
Allah juga berfirman yang artinya, "Tiap-tiap jiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan. Dan hanya kepada Kamilah kamu akan dikembalikan." (QS. Al-Anbiya': 35)
Kaum muslimin -semoga Allah senantiasa membimbing kita ke jalan yang lurus-, Nabi kita, Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam telah bersabda, "Sungguh menakjubkan perkara seorang mukmin, sesungguhnya semua urusannya merupakan kebaikan, dan hal ini tidak terjadi kecuali bagi orang mukmin. Jika dia mendapat kegembiraan, maka dia bersyukur dan itu merupakan kebaikan baginya, dan jika mendapat kesusahan, maka dia bersabar dan ini merupakan kebaikan baginya." (HR. Muslim)
Demikianlah keadaan seorang mukmin, jika ia mendapatkan nikmat maka bersyukur dan menggunakan kenikmatan tersebut untuk ketaatan kepada Allah. Namun apabila ia mendapatkan cobaan atau musibah (misalnya dengan kebutaan dan lumpuh) tidaklah hal itu menjadikankan berpaling dari Allah atau bahkan kafir kepadaNya-na'udzubillah-, akan tetapi ia bersabar menghadapi cobaan itu dengan mengharap pahala dari Allah. Sungguh indah dan mulia agama kita.
Perlu diingat pula bahwa di balik musibah terdapat hikmah yang begitu banyak. Ibnul Qoyyim rahimahullah mengatakan, "Andaikata kita bisa menggali hikmah Allah yang terkandung dalam ciptaan dan urusan-Nya, maka tidak kurang dari ribuan hikmah (yang dapat kita gali, pen). Namun akal kita sangatlah terbatas, pengetahuan kita terlalu sedikit dan ilmu semua makhluk akan sia-sia jika dibandingkan dengan ilmu Allah, sebagaimana sinar lampu yang sia-sia di bawah sinar matahari." (Lihat Do'a dan Wirid, Yazid bin Abdul Qodir Jawas).
Ingatlah pula bahwa cobaan dan penyakit merupakan tanda kecintaan Allah kepada hamba-Nya. Rasulullah shallallahu ?alaihi wa sallam bersabda, "Sesungguhnya Allah Ta'ala jika mencintai suatu kaum, maka Dia akan memberi mereka cobaan." (HR. Tirmidzi, shohih). Ya Allah, anugerahkanlah kepada kami keyakinan dan kesabaran yang akan meringankan segala musibah dunia ini.
Jadi carilah sebab agar mendapatkan kesembuhan dari penyakit dengan berobat. Karena Rasulullah menganjurkan pada umatnya untuk berobat. Sebagaimana Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Wahai hamba Allah berobatlah karena tidaklah ada suatu penyakit kecuali Allah memberi obatnya." (HR. Tirmidzi, hasan shohih)
Namun seseorang harus memperhatikan pula hukum yang terkait dengan pengambilan sebab. Pertama, sebab yang diambil harus terbukti secara syar'i atau qodari (penelitian ilmiah). Kedua, tidak bersandar pada sebab namun bersandar pada Allah. Maka hendaklah setiap yang ingin berobat tidak menyandarkan hatinya kepada dokter atau obat, namun hendaklah selalu bertawakkal pada Allah. Ketiga, keampuhan suatu sebab hanya tergantung pada taqdir Allah. Maka pahami dan perhatikanlah ketiga hukum pengambilan sebab ini ketika hendak berobat dari suatu penyakit.
Terakhir, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Seorang hamba yang ditimpa musibah, lalu mengucapkan 'Inna lillahi wa inna ilaihi raaji'un, Allahumma'jurni fi mushibati wa akhlif li khoiron minha'. Maka Allah akan memberi ganjaran padanya dalam musibah yang dihadapi dan Allah akan memberi ganti yang lebih baik darinya." (HR. Muslim)
Semoga Allah menjaga dan meneguhkan keimanan kita sampai datangnya kematian, menjaga urusan kaum muslimin dari makar musuh-musuhnya serta menjadikan para pemimpin kita termasuk orang-orang yang memperjuangkan syariat-Nya dan berjalan di atas jalan Islam yang lurus. Amin Yaa Mujibad Da'awat.
Perhatian:Mohon artikel ini disebarluaskan kepada seluruh kaum muslimin!!!
***
Tingkat pembahasan: DasarPenulis: Ari Wahyudi, Ibnu Sutopo & Muhammad Abduh T.


Sumber: www.manhaj.or.id

0 Comments:

Post a Comment