Sakinah - Vol. 5, No. 10 Wanita ayu itu, sebut saja Intan, usianya belum sampai tiga puluhan. Anaknya satu usia TK, diasuhnya sendiri tanpa ayahnya. Tanpa bisa ditolak, sesuatu telah terjadi pada perkawinannya. Satu kata yang dahulu sangat dia takutkan terjadi, ternyata terjadi juga. Ya, qadarullah, oleh karena suatu sebab, dia telah bercerai dengan suaminya. Kini, dalam kesendiriannya, ia mendambakan keluarga yang utuh. Ia mengharapkan kehadiran seorang suami sekaligus ayah bagi anaknya. Lain halnya dengan Fira (bukan nama sebenarnya), wanita belia yang usia pernikahannya baru seumur jagung.

Ia harus rela berpisah dengan suaminya tercinta untuk selama-lamanya, karena Allah
l telah memanggilnya. Hatinya sedih tak terkira, tetapi ia berusaha untuk tetap ikhlas dan menerima segala keputusan Allah l. Sebagai muslimah, ia yakin semua ada hikmahnya, dan Allah Maha Mengetahui yang terbaik bagi hamba-Nya. Intan dan Fira hanyalah contoh dari sekian banyak wanita yang masih muda, tapi sudah menjanda. Baik karena cerai atau suaminya meninggal. Menjadi janda, khususnya bagi wanita muda, tentu sebenarnya sangat tidak diinginkannya. Seorang suami yang selama ini melindungi dan menafkahinya, tempat ia bermanja, tiba-tiba tak ada lagi di sisinya. Tiba-tiba kesepian menemani hari-harinya. Kadang, berbagai masalah, ujian, dan fitnah, datang menerpa.

Wajarlah jika banyak kumbang yang berusaha mendekatinya, karena ia masih muda. Ibarat bunga, ia masih menawan, belum layu ditelan masa.
Kesendirian yang berlarut tentu kurang baik bagi seorang janda. Karena itulah, ketika ada seorang laki-laki shalih yang datang meminangnya, ia begitu bahagia. Memang itulah yang ia harapkan. Lelaki shalih yang bertanggung jawab, bukan sekadar kumbang yang suka menggoda. Menikahi Janda, Mengapa Tidak? Meski Rasulullah n menganjurkan para pria untuk lebih mengutamakan perawan untuk dinikahi, bukan berarti beliau melarang seorang pria menikahi janda.

Bukankah sebagian besar istri beliau juga janda?
Bagi seorang pria, menikahi janda juga bisa dijadikan pilihan. Apalagi jika ia berniat untuk menyantuni seorang wanita yang tidak lagi bersuami dan anak yatim yang kehilangan kasih sayang seorang ayah. Jika dilakukan dengan ikhlas, semua itu insyaallah akan membuahkan pahala yang besar. Memang harus diakui, gadis perawan tentu memiliki banyak kelebihan dibandingkan seorang janda. Akan tetapi, janda pun punya satu kelebihan dari perawan, yaitu ia lebih berpengalaman! Ya, karena ia sudah pernah berumah tangga.

Dengan begitu, diharapkan dia bisa mengurus rumah tangganya dengan lebih baik.
Jika dulu ia pernah gagal membina keluarga bersama suami pertamanya, maka diharapkan ia bisa belajar dari pengalamannya itu untuk kemudian lebih introspeksi dan memperbaiki diri. Sehingga jika kemudian ia menikah lagi, ia akan berusaha menjaga keutuhan rumah tangganya, agar tidak karam sebagaimana yang pertama. Pilih yang Shalihah Jika ingin menikahi janda, seorang lelaki tetap harus memperhatikan rambu-rambu yang telah diberikan Rasululah n untuk memilih calon istri. Yaitu sebuah hadits yang artinya, Wanita itu dinikahi karena empat hal. Karena hartanya, keturunannya, kecantikannya, dan agamanya. Maka pilihlah agamanya, (kalau tidak) engkau akan celaka. (Riwayat Bukhari dan Muslim) Dalam Syarah Muslim, Imam Nawawi menjelaskan bahwa barangsiapa yang memilih karena pertimbangan agama, maka akan mendapatkan kebaikan dan barakah serta terlindung dari berbagai mafsadat.

Ini buah dari mulianya akhlak dan kebaikan wanita pilihannya.
Adapun mengenai gambaran akhlak wanita shalihah, adalah yang selalu menyenangkan hati suaminya bila dipandang, selalu taat pada suaminya, tidak pernah melanggar perintahnya serta tidak berkhianat dalam mengelola harta suaminya. Wanita seperti inilah sebaik-baik perhiasan dunia, yang layak dimiliki oleh lelaki yang shalih. Untuk Para Janda Untuk para saudariku yang saat ini sudah menjanda, jangan biarkan hati kalian terus-menerus dalam kesedihan. Sungguh, meski sudah tidak punya suami, tetapi kalian masih punya Allah l yang Maha Hidup. Tetaplah menjaga kecintaan dan ketaqwaan kepada Allah l, karena Allah l berfirman, Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan, Rabb kami ialah Allah, kemudian mereka bersikap istiqamah, maka akan turun malaikat kepada mereka (dengan mengatakan), Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu merasa sedih, dan bergembiralah kamu dengan surga yang telah dijanjikan Allah kepadamu.’” (Fushshilat:30) Berusahalah untuk senantiasa mendekatkan diri kepada Allah, dan jagalah akhlak kalian baik di dalam maupun di luar rumah. Sebisa mungkin, kurangilah aktivitas di luar rumah.

Jika terpaksa harus keluar rumah, jangan lupa untuk senantiasa menutup tubuhmu dengan pakaian yang syar
i. Jika mungkin, mintalah salah seorang mahrammu untuk menemanimu. Ingatlah bahwa keanggunan dan kesendirianmu bisa menjadi fitnah bagi lelaki. Karena itu, berhati-hatilah dan jangan lupa berdoa dalam memulai setiap langkahmu. Jika kamu merindukan kasih sayang seorang suami sebagaimana dulu pernah engkau miliki, maka berdoalah kepada Allah agar memberikan yang terbaik untukmu. Sungguh Allah telah berjanji untuk mengabulkan doa hamba-Nya, akan tetapi engkau pun harus bersabar. Yang terpenting, jangan pernah berputus asa dari rahmat Allah l. Sesungguhnya setelah kesulitan itu ada kemudahan. (Ummu Aslam)


Sumber: www.majalah-nikah.com

0 Comments:

Post a Comment