Kirim...kirim...

Hari Senin tepatnya tanggal 21 April 2008 yang lalu, saya berniat mengirim surat lamaran di suatu alamat di Purwokerto tepatnya di Jalan Jend. Soedirman No. 612. Karena saya belum mengetahui persisi alamat tersebut, maka oleh daripada karena sebab itu saya mulai menyisir dari ujung Jl. Jend. Soedirman dari ujung timur, pelan saya membawa motor ini bergerak sambil celingukan ke kanan dan kekiri. Ah...masih nomor 900an pikirku, sambil terus berlalu.

Sesampai di depan Pasar Wage, tiba-tiba teman saya lewat tanpa permisi menyalip saya dengan mantapnya tanpa melihat saya yang sedang kebingungan, karena saya sedang sibuk dengan pekerjaan ini (mencari nomor 612) akhirnya dengan berat hati saya merelakan teman saya mendahului saya-bye...bye...my friend-. Wah sudah mulai nomor 600an pikirku girang yang berharap sebentar lagi akan menemukan, seperti seorang bajak laut yang menemukan harta karun yang hilang selama ratusan tahun. Eh...eh....kok setelah nomor 600an langsung loncat ke 500 dimana nomor 612nya, wah pasti kelewat nih, karena jalan itu cuma untuk satu arah, yah apa boleh buat saya harus belok kiri di perempatan yang ada di depan sana. Mengawali lagi sambil tetap celingukan. Lagi-lagi sama juga seperti yang pertama, saya ga menemukan nomor yang dituju. Hu..hu...hu... sempat mau menyerah juga. Ya sudahlah kalo memang ga ketemu, saya mau pulang saja sambil memendam kekecewaan. Sesampai di perempatan yang tadi saya belok, kali ini saya lurus-lempeng-begitu saja sambil tak lupa celingukan juga. Tak berapa jauh dari perempatan itu saya melihat bangunan dengan nomor 610 dan pasti yang disebelahnya nomor 612. Akhirnya dengan perasaan seperti seorang pemenang saya masuk dan menanyakan kepada resepsiois yang sedang duduk di belakang meja "Maaf bu, apa benar ini no. 612". "iya", sahut resepsionis tersebut, "saya mau kirim lamaran" sahut saya, tinggalkan aja di meja mas". Surat lamaran saya taruh di meja tersebut, sambil berharap semoga dapat panggilan. Tugas sudah selesai, setelah itu saya mau main ke rumah mba saya dan bermain dengan anaknya (Atar) yang super lucu dan bandel juga.

Sampai di depan gerbang si Atar udah teriak-teriak menyambut kedatangan saya. seperti biasa setelah itu saya bermain-main dengan anak kecil itu, sambil bertingkah bodoh karena harus seperti anak kecil juga. Pukul 14.00 saya pulang dengan seplastik cat fish pemberian mba saya yang baik hati. Perjalanan sekitar 15 menit dan baru saja saya tiba di rumah, telepon saya berdering. Ternyata lengkingan telepon saya berasal dari perusahaan yang saya kirim barusan (cepet banget panggilannya gumamku dalam hati). Isi telepon tadi kalau saya harus datang besok pukul 09.00 untuk tes tertulis.

0 Comments:

Post a Comment