Menikah...

Menikah.......satu kata yang membuat hati saya berdebar ketika mendengarnya. Merindukan pasangan hidup adalah sesuatu yang fitrah bagi manusia, begitupun dengan apa yang saya alami sekarang ini. Ketika saya membaca novel "Ayat ayat Cinta" karangan Habiburrohman el shirazy, ketika tokoh Fahri ditawari untuk menikah dan dengan pelbagai perasaaan yang berkecamuk di hati Fahri pada saat proses ta'aruf, nadzor dll. Saya jadi teringat ketika saya juga ditawari menikah untuk pertama kalinya. Saat itu juga seperti ada kilat yang menyambar saya, hati berdebar dengan kencang mungkin kalau ikut balap F1 hati saya yang menang. Susah tidur, yah penyakit itu yang mampir ke saya setelah tanggal untuk proses nadzor ditetapkan. Rasa penasaran yang membuncah, siapakah wanita yang akan mendampingi saya untuk mengarungi bahtera rumah tangga, yang kita beribadah bersama-sama untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah. Apalagi ketika saatnya proses nadzor itu telah tiba, sambil menunggu si akhowat keluar menunjukkan diri dan membuka cadar. Memang dalam proses nadzor kita diperbolehkan untuk melihat wajah wanita yang akan kita nikahi untuk menambah kecintaan sang ikhwan menikahi wanita itu. Sesekali saya curi-curi pandang...lucu rasanya kalo mengingat semua itu. Setelah nadzor, saya serahkan semua urusan kepada Allah yang Maha Mengetahui segala hal. Istikhoroh untuk mendapatkan jawaban yang terbaik. Akhirnya semua terjawab, saya tidak diberi kemantapan untuk melanjutkan proses ini. Afwan bukan maksud saya untuk melukai hati ukhti, tapi memang mungkin inilah yang terbaik. Saya hanya berdoa semoga ukhti mendapatkan yang lebih baik dan yang terbaik.

Sekarang perasaan itu hadir kembali, Rindu untuk Menikah.....

0 Comments:

Post a Comment